Heboh Banyak Cacing Tanah Bermunculan di Bantul, BMKG Pastikan Bukan Tanda Bencana

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Publik di jagat media sosial digegerkan pascaberedarnya sebuah video yang memperlihatkan banyak cacing yang bermunculan ke permukaan tanah, Selasa (6/5/2025). Video tersebut muncul di akun X (dulu Twitter) @merapi_uncover dengan narasi, “Fenomena pagi ini, banyak cacing keluar dari dalam tanah. Lokasi: Bantul.”

Fenomena ini dikabarkan terjadi di Kabupaten Bantul dan langsung mendapatkan ragam komentar dari kalangan warganet. Beberapa warganet mengaitkannya dengan potensi bencana alam, seperti gempa bumi atau aktivitas vulkanik.

Terkait ini, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengatakan fenomena tersebut kemungkinan besar dipicu oleh cuaca ekstrem yang melanda dalam beberapa waktu terakhir dan umum terjadi pada masa transisi musim. Menurutnya, perubahan tekanan udara dan tingginya tingkat panas di dalam tanah akibat cuaca ekstrem menyebabkan cacing keluar dari tanah untuk mencari kelembaban. Ia menyampaikan turunnya air yang masuk ke dalam tanah akibat hujan yang singkat itu tidak terlalu dalam untuk bisa dijangkau cacing.

"(Fenomena ini) karena perubahan suhu," kata Warjono saat dihubungi, Rabu (7/5/2025).

"(Munculnya cacing ke permukaan tanah) bisa aja karena lembab habis ujan lebat (sehingga) banyak air yang meresap ke tanah dan cacing tanah keluar," ucapnya menambahkan.

Warjono meminta masyarakat sebaiknya tidak panik dan mengaitkan fenomena tersebut dengan prediksi bencana. Pasalnya BMKG akan terus melakukan pemantauan rutin dan memberikan informasi resmi jika terjadi aktivitas seismik yang signifikan.

Namun sejauh ini, belum teruji jika dikaitkan dengan akan terjadinya bencana. "Mungkin sebagian orang akan mengkaitkan dgn munculnya bencana tapi belum teruji secara pasti," ujarnya.

Pendapat Akademisi, Apakah Ada Hubungan dengan Gempa?

Fenomena ini juga ikuti ditanggapi Guru Besar Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta (UMY) Bidang Ilmu Tanah, Prof Gunawan Budiyanto. Dia memastikan tak ada kaitan fenomena ini dengan bencana alam, seperti gempa.

Ia menjelaskan jika cacing yang muncul ke permukaan tanah secara bersamaan biasanya terjadi di wilayah-wilayah persawahan dan perkebunan seperti di Bantul. Sementara di wilayah perkotaan seperti Kota Yogyakarta sangat jarang ditemukan, kalaupun ada itu di area perkebunan, karena daerah tersebut banyak terdapat humus yang merupakan makanan utama dari cacing dan hewan yang ada di dalam tanah.

"Peningkatan temperatur dalam tanah, merupakan  kondisi yang tidak disukai oleh cacing dan binatang melata dalam tanah lainnya yang cenderung menyukai kondisi lembab, sehingga mereka akan muncul di permukaan tanah untuk mencari kelembaban, terlebih jika terjadi hujan sesaat yang cukup memberikan sumber kelembaban di permukaan tanah," kata Prof Budi.

Dosen UMY ini kemudian meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya fenomena ini karena tidak ada hubungannya dengan bencana alam dan tidak menyebabkan hal yang berbahaya. Fenomena tersebut berhubungan dengan suhu permukaan tanah yang meningkat dan umum terjadi pada masa transisi musim seperti sekarang ini.

Hal seperti itu, kata Budi, tak selalu terjadi sehingga tak bisa dijadikan indikator atau tolak ukur pertanda gempa. Butuh alat untuk memastikan hal tersebut.

"Tidak berbahaya, tidak ada kaitannya dengan bencana. Malah jadi petunjuk bahwa tanah di Bantul subur," ungkapnya.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan ratusan cacing bermunculan dari dalam tanah di wilayah Bantul, DIY, mendadak viral di media sosial dan menimbulkan beragam spekulasi. Tak sedikit yang berkomentar bahwa fenomena itu sebagai pertanda akan terjadinya bencana mengingat wilayah Bantul memiliki banyak potensi terjadinya bencana tersebut.

Akun @gen Z speak menyampaikan kekhawartirannya dengan menulis, “Awas gempa atau aktivitas vulkanik.” Sementara akun lainnya, ada yang memahami mengapa cacing itu muncul ke permukaan, salah satunya akun @bangjoyo_dodiks yang menulis "Hal yang normal karena sudah cukup lama tidak hujan yang deras. Aman ya. Bukan karena ada hal buruk. Wallahu alam".

Read Entire Article
Politics | | | |