Hilirisasi Pangan Singkong, dari Banjarnegara Tembus Pasar Eropa

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Rumah Mocaf Indonesia Riza Azyumaridha Azra menegaskan hilirisasi pangan harus dimulai dari persoalan nyata di sekitar masyarakat, terutama kondisi petani singkong. Ia menyebut rendahnya harga singkong dan tingginya impor terigu sebagai ironi besar bagi negara penghasil singkong.

"Hilirisasi di sektor pangan itu adalah bagaimana kita berbasis problem yang ada di sekitar kita, contoh petani singkong menangis harganya 200 perak per kg sementara Indonesia pengimpor terigu terbesar di dunia," ujar Riza dalam acara Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 bertajuk "Energi yang Kuat adalah Energi yang Menjaga Bumi" di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Riza mengingatkan hilirisasi tidak boleh dimaknai sempit sebagai proyek keuntungan bagi segelintir pihak. Ia berharap konsep tersebut tidak disalahgunakan hingga menimbulkan ketidakadilan ekonomi.

"Jangan sampai hilirisasi ini disalahpahamkan hanya menjadi by project dan akhirnya hanya segelintir orang yang menikmati," ucap Riza.

Ia menceritakan pengalamannya saat bekerja sama dengan salah satu proyek food estate singkong yang dinilai tidak menerapkan konsep hilirisasi berbasis desa. Menurutnya, proyek tersebut justru menyebabkan kerusakan lingkungan dan gagal total.

"Konsep hilirisasi berbasis desa yang saya sampaikan tidak dipakai dan malah berubah menjadi pembalakan hutan berkedok estate yang akhirnya gagal total di Kalimantan," ucapnya.

Riza menegaskan pentingnya prinsip human eco happiness yang sejalan dengan gagasan pembangunan berkeadilan. Ia menyebut perlunya keseimbangan antara kesejahteraan manusia dan kelestarian alam.

"Bagaimana kita tidak serakah, kalau kata Pak Presiden itu Serakahnomics, sehingga manusianya sejahtera dan lingkungannya juga bahagia, sehingga produksi tidak berlebihan dan tidak merusak lingkungan," lanjut Riza.

Rumah Mocaf yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, kini berhasil menembus pasar global dengan produk berbasis singkong yang sebelumnya dianggap komoditas marginal. Riza mengatakan Rumah Mocaf bahkan telah membuka kantor representatif di Amsterdam dan bersiap berekspansi ke Irlandia.

"Kami telah melakukan ekspor dan ingin menunjukkan bahwa makanan singkong yang tadinya marginal kini diminta negara-negara maju karena lebih sehat," ungkap Riza.

Ia berharap generasi muda dapat kembali membangun desa dengan mengolah komoditas lokal yang melimpah di Indonesia. Menurutnya, peluang hilirisasi pangan masih sangat luas dan terbuka untuk digarap oleh anak muda.

"Harapannya generasi muda nanti bisa balik kampung ke desa karena masih banyak komoditas pangan yang bisa disentuh dan diolah lagi," kata Riza.

Read Entire Article
Politics | | | |