InDrive dan Ammana Hadirkan Pembiayaan Syariah untuk Driver

17 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan transportasi digital inDrive resmi meluncurkan inisiatif layanan keuangan bernama inDrive.Money di Indonesia sejak Februari 2025. Inisiatif ini dirancang sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan finansial para pengemudi transportasi daring, khususnya mereka yang tergolong dalam sektor informal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh layanan keuangan formal.

Melalui kerja sama strategis dengan Ammana, platform pinjaman syariah berbasis teknologi, inisiatif ini mengusung konsep keuangan digital yang relevan, fleksibel, dan sesuai prinsip syariah. Sejak peluncuran, inDrive mencatat respons positif dari komunitas pengemudi, dengan lebih dari 80 persen mitra yang menerima promosi menyatakan ketertarikan terhadap layanan ini.

Communication Manager inDrive Indonesia Wahyu Ramadhan menyatakan, peluncuran inDrive.Money menjadi langkah penting dalam mendukung kestabilan finansial mitra pengemudi. Ia menilai, mayoritas pengemudi menghadapi tantangan dalam mengakses layanan keuangan formal akibat keterbatasan dokumen, tidak tetapnya penghasilan, serta minimnya riwayat kredit.

“Kami melihat semangat besar dari para mitra dalam menyambut inDrive.Money. Ini menunjukkan bahwa mereka memang memerlukan layanan keuangan yang mudah diakses dan sesuai dengan realitas kehidupan mereka,” ujar Wahyu, Sabtu (20/7/2025).

Layanan yang ditawarkan mencakup pendanaan mikro, pembiayaan kendaraan, asuransi mikro, serta skema Buy Now, Pay Later untuk kebutuhan operasional seperti bahan bakar dan perawatan kendaraan. Model embedded finance ini dinilai semakin relevan, seiring meningkatnya digitalisasi dan penggunaan dompet digital di kalangan masyarakat.

Direktur Ammana Widji Tri Kusuma Adhi mengungkapkan, pengemudi transportasi daring merupakan bagian vital dari ekonomi digital Indonesia. Namun, sebagian besar dari mereka masih belum terlayani secara optimal oleh sistem keuangan formal. Melalui kolaborasi ini, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan layanan keuangan yang mudah dijangkau, aman, dan sesuai prinsip syariah.

“Kami ingin membantu para mitra menjadi lebih mandiri secara ekonomi. Akses keuangan yang inklusif ini juga bisa membuka peluang usaha dan meningkatkan kesejahteraan mereka dalam jangka panjang,” kata Widji.

Pasar transportasi daring di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Laporan Mordor Intelligence memperkirakan nilainya akan meningkat dari 2,67 miliar dolar AS pada 2023 menjadi lebih dari 4,66 miliar dolar AS pada 2028, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 8,75 persen. Proyeksi lainnya dari Research and Markets menyebutkan, sektor ini bisa mencapai nilai 6,26 miliar dolar AS pada 2030.

Meski demikian, akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal masih tergolong rendah. Berdasarkan data terbaru, hanya sekitar 51 persen penduduk Indonesia memiliki rekening bank, dan kurang dari 20 persen memiliki akses terhadap pendanaan tunai dari perbankan. Sebaliknya, layanan peer-to-peer lending (P2P) mengalami pertumbuhan pesat, dengan tingkat penetrasi pasar sebesar 10 persen.

Mayoritas peminjam P2P berasal dari kelompok usia produktif 19–34 tahun dan lebih dari separuhnya adalah perempuan. Rata-rata nilai pinjaman yang diajukan juga terus meningkat, dari sekitar Rp3,5 juta pada 2019 menjadi Rp7,1 juta pada 2024.

inDrive dan Ammana melihat tren ini sebagai peluang untuk menawarkan layanan keuangan yang lebih inklusif, tidak hanya untuk kebutuhan jangka pendek seperti pinjaman konsumtif, tetapi juga untuk tabungan, perlindungan penghasilan, dan perencanaan keuangan jangka panjang. Tujuannya adalah mendorong mobilitas sosial pengemudi, dari sekadar operator kendaraan menjadi pelaku usaha transportasi.

Kedua entitas menegaskan komitmennya untuk mematuhi regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, serta menjaga keamanan data pribadi pengguna. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem keuangan digital Indonesia dan memperluas inklusi keuangan bagi kelompok pekerja informal yang selama ini kurang mendapatkan akses layanan finansial yang layak.

Read Entire Article
Politics | | | |