REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pesan khusus kepada petugas haji Indonesia yang bertugas melayani jamaah di Tanah Suci. Ada empat pesan yang disampaikan Menteri Agama saat berada di Masjidil Haram.
"Saya ingin pesankan empat pesan. Pertama adalah niat datang kita di sini ini. Lillahi ta'ala, kita akan membantu tamu-tamunya Allah SWT ya," ujar Nasaruddin, Selasa (29/4/2025).
Menurut Menag, semakin bagus petugas memberikan pelayanan kepada tamu Allah, maka InsyaAllah Allah akan memberikan apresiasi. Oleh sebab itu, ia menekankan kembali kepada petugas agar benar benar memperbaiki niat.
Jangan sampai, kata ia, terbersit niat-niat yang tak baik. Petugas harus tuluslah mendampingi jamaah, karena orang ikhlas tidak pernah marah.
"Anggaplah yang menjengkelkan itu wajah Allah juga kan. Anggaplah orang yang menghibur kita itu wajah Allah juga. Jadi semuanya wajah Allah, tidak ada yang bukan wajah Allah," katanya.
"Ke mana pun kalian menghadapkan mukanya wajah Allah yang Anda lihat. Wajah yang menjengkelkan itu juga wajah Allah, tersenyumlah. Wajah yang menyenangkan itu juga wajah Allah," katanya menambahkan.
Sebab itu, Menag menekankan kembali agar para petugas tak boleh marah. Tidak perlu mengeluh karena kalau orang berkeluh nanti tak jadi ikhlas. "Orang ikhlas itu tidak pernah capek. Orang ikhlas itu tidak pernah mengeluh. Dan orang yang ikhlas itu tidak suka mengadu domba."
Kedua, ia berpesan tentang sinergitas. Persatuan, kata ia, melahirkan energi. Di mana ada sinergi, maka di situ pasti ada energi. "Jadi yang dimaksud sinergi itu lahir batin bukan hanya di mulut tetapi juga di dalam hati."
Sehingga, kata ia, jadilah pemaaf. Jangan ada yang saling menyalahkan satu sama lain. Misal menyalahkan karena ada teman yang pemalas dalam bekerja. "Kita diberikan kesempatan lebih aktif daripada teman-teman. Tanpa pamrih itu hadiah dari Tuhan."
Ketiga, Menag meminta kedisiplinan teman-teman petugas. Karena kedisiplinan itu bagian daripada ibadah. "Jangan hanya aktif di awal-awal. Nah istiqamah, istiqamah itu tidak pernah lelah dari awal sampai akhirnya."
Terakhir ia minta kekompakan teman-teman. Jangan suka menjelek-jelekkan temannya sendiri. Jama'at dan sebagainya. "Telan dalam hati kalau kita misalnya dikritik orang, jama'at. Alhamdulillah kalau kritikannya benar. Ampuni saya, berarti aku yang salah. Tapi kalau itu hanya spontanitasnya, kekeliruannya dalam menilai."