Jelang Libur Nataru, Yogya Pastikan Depo Sampah Bersih Sebelum Wisatawan Datang

2 hours ago 2

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo meninjau beberapa depo sampah di wilayah Kota. // Dok : Humas Pemkot Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang diprediksi akan mendatangkan lonjakan wisatawan, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan seluruh tumpukan sampah di depo-depo harus bersih sebelum periode libur dimulai. Upaya percepatan pembersihan dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sejak beberapa hari terakhir.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama sejumlah dinas terkait juga turun langsung meninjau pembersihan dan pengangkutan sampah di empat depo utama, yaitu Mandala Krida, Langensari, Kotabaru, dan Tompeyan. Hasto menyebut beberapa titik ini masih memiliki tumpukan signifikan.

Karena itu, dua depo yakni Kotabaru dan Mandala Krida akan diprioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Ia menargetkan pembersihan signifikan terjadi hingga 11 Desember 2025.

"Kita berusaha untuk supaya sampah yang banyak ini bisa habis sebelum Natal dan Tahun Baru," kata Hasto saat memantau pembersihan sampah di depo Kotabaru.

"Sebenarnya target saya ini tanggal sepuluh ini habis. Saya ini cek betul, saya tungguin. Mudah-mudahan paling nggak separuh lebih lah (terangkut). Jadi besok (Kamis) sudah selesai," katanya, Rabu (10/12/2025).

Alat berat dikerahkan untuk mengurai gunungan sampah, sementara puluhan truk disiagakan untuk mengangkutnya menuju TPST Piyungan. Kondisi di lapangan menunjukkan beberapa depo masih kelebihan kapasitas.

Hasto mengatakan Pemkot akan memaksimalkan kuota pembuangan ke TPST Piyungan yang diberikan oleh Pemda DIY. Bahkan, ia memutuskan depo Kotabaru akan ditutup setelah pembersihan tuntas, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan area gereja dan kurang sesuai untuk depo sampah.

"Saya akan berusaha untuk RRI (depo Kotabaru) ini karena tempatnya tidak tepat, akan kita tutup. Nah ini kita bersihkan dulu ya. Mohon doanya lah mudah-mudahan bisa selesai," ujarnya.

Dalam peninjauan itu, Hasto juga mengecek langsung isi kantong sampah dan mendapati masih banyak sampah yang tidak dipilah. Ia menekankan bahwa gerakan pemilahan sampah dari sumbernya harus terus digiatkan, baik di rumah tangga maupun pelaku usaha.

"Saya kira memang gerakan untuk memilah ini harus terus dilakukan. Dari waktu ke waktu kita harus kontrol. Gerakan memilah itu jauh lebih berat daripada sekadar menghabiskan. Memilah kan hubungannya dengan perilaku. Rekonstruksi sosial dan merubah perilaku harus kita gerakkan terus-menerus," ucapnya.

Read Entire Article
Politics | | | |