Jurus OJK Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah

13 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Perlindungan Konsumen, dan Edukasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menyampaikan indeks atau tingkat literasi keuangan syariah 2025 mencapai 43,42 persen atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 389,11 persen. Friderica mengatakan tingkat literasi keuangan syariah memang masih memiliki kesenjangan cukup signifikan dari literasi keuangan konvensional yang sebesar 66,45 persen.

"Peningkatannya cukup mengembirakan, namun kenapa gap-nya cukup tinggi, ini menarik. Karena kalau bicara tentang (keuangan) syariah itu banyak sekali yang menyebabkan kenapa masih belum maksimal," ujar Friderica saat rilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) di kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Friderica mengatakan pekerjaan rumah (PR) terbesar terletak pada indeks inklusi keuangan syariah yang hanya sebesar 13,41 persen pada 2025 atau tumbuh relatif sedikit dari 2024 yang sebesar 12,88 persen. Friderica mengatakan salah satu yang menjadi tantangan ialah meningkatkan akses masyarakat terhadap sektor layanan keuangan syariah seperti perbankan dan lain-lain.

"Saya selalu saya sampaikan juga kepada PUJK syariah, masyarakat itu sebenarnya banyak sekali yang ingin melakukan inklusi atau akses terhadap sektor keuangan syariah. Namun mereka tidak mendapatkan akses yang diharapkan," ucap Friderica.

Friderica mengatakan akses terhadap keuangan syariah belum semudah keuangan konvensional. Friderica mendorong penetrasi lebih masif PUJK syariah di seluruh daerah, termasuk wilayah 3T.

"Misal mau membuka rekening kalau di bank konvensional itu kan Laku Pandai yang mencakup di daerah 3T. Laku Pandai yang bank syariah itu yang masih belum," sambung Friderica.

Friderica menyebut program Laku Pandai dapat menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan akses perbankan syariah di daerah. Friderica mencontohkan penetrasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) lewat Laku Pandai yang menjangkau hampir seluruh masyarakat di segala penjuru nusantara.

"Ini kita dorong supaya yang PUJK syariah, Bank Syariah ini bisa juga memiliki Laku Pandai sampai seperti itu," lanjut Friderica.

Friderica juga mendorong PUJK syariah memiliki ragam produk yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat. Friderica menilai inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah tertentu dapat menjadi langkah yang efektif dalam meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.

"Jadi teman-teman PUJK syariah, kalau membuat inovasi produk, jangan yang asal, tapi ditanya dulu calon nasabah sebenarnya butuhnya apa sih agar berdasarkan kebutuhan, need, atau demand dari potential consumer," kata Friderica.

Read Entire Article
Politics | | | |