
Perajin menjajakan kain tenun ikat Sumba di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, NTT, Rabu (23/7/2025). Perajin menjajakan kain tenun ikat Sumba di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, NTT, Rabu (23/7/2025). Kain tenun ikat Sumba adalah identitas kultural yang merefleksikan nilai-nilai adat, mitologi penciptaan, dan struktur sosial yang dipegang teguh oleh masyarakat Sumba. (FOTO : ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Tokoh adat Kampung Raja Prailiu Umbu Remi Pas berpose dengan mengenakan kain tenun ikat Sumba di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, NTT, Rabu (23/7/2025). Kekayaan tenun ikat Sumba terletak pada keragaman motif dan kedalaman makna filosofisnya. Motif-motif yang terukir, seperti kuda, buaya, burung, atau figur manusia mamuli, bukan hanya hiasan, melainkan simbol sakral yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan menceritakan kisah-kisah epik dari masa lalu, bahkan menunjukkan kasta pemakainya. (FOTO : ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Membuat sehelai tenun ikat Sumba memerlukan waktu yang tidak sebentar, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk motif yang sangat kompleks. Prosesnya dikerjakan secara manual dan detail. Para penenun mayoritas adalah perempuan. (FOTO : ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
REPUBLIKA.CO.ID, SUMBA TIMUR -- Perajin menjajakan kain tenun ikat Sumba di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, NTT, Rabu (23/7/2025).
Kain tenun ikat Sumba adalah identitas kultural yang merefleksikan nilai-nilai adat, mitologi penciptaan, dan struktur sosial yang dipegang teguh oleh masyarakat Sumba.
Kekayaan tenun ikat Sumba terletak pada keragaman motif dan kedalaman makna filosofisnya. Motif-motif yang terukir, seperti kuda, buaya, burung, atau figur manusia mamuli, bukan hanya hiasan, melainkan simbol sakral yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan menceritakan kisah-kisah epik dari masa lalu, bahkan menunjukkan kasta pemakainya.
Membuat sehelai tenun ikat Sumba memerlukan waktu yang tidak sebentar, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk motif yang sangat kompleks. Prosesnya dikerjakan secara manual dan detail. Para penenun mayoritas adalah perempuan.
Kain tenun ikat Sumba yang dibuat dengan pewarna alami dijual dengan kisaran harga Rp4 juta-Rp25 juta tergantung dari tingkat kesulitan motifnya.
sumber : Antara Foto