Kemuliaan Wanita dalam Islam: Membuka Kedudukan yang Luhur dan Terhormat

13 hours ago 10

Image Fitri Nur

Agama | 2025-07-22 21:00:42

Sebelum munculnya Islam, masyarakat Arab dan banyak wilayah lainnya mengalami periode gelap yang berat. Pada era ini, yang disebut Jahiliyah, manusia hidup tanpa petunjuk para nabi, yang menyebabkan kerusakan moral dan sosial yang besar. Allah SWT kecewa kepada mereka, baik yang berasal dari Arab maupun non-Arab, kecuali beberapa di antara Ahlul Kitab. Situasi perempuan pada waktu itu sangat menyedihkan, terutama di komunitas Arab. Kelahiran anak perempuan sering dianggap sebagai beban, bahkan ada yang tega mengubur bayi perempuan mereka yang baru lahir. Jika seorang bayi perempuan berhasil lolos dari penguburan, kehidupannya akan diwarnai dengan penghinaan dan perlakuan tidak adil.

Salah satu contoh jelas dari perlakuan ini adalah Al-Mau’udah, istilah yang digunakan untuk menyebut anak perempuan yang dikubur hidup-hidup. Jika mereka selamat, mereka akan tetap hidup dalam kondisi sangat rendah. Mereka tidak mendapatkan hak waris dari keluarga, meskipun keluarganya memiliki banyak harta dan wanita itu sendiri mengalami kesulitan ekonomi. Hanya anak laki-laki yang berhak menerima warisan. Yang lebih menyedihkan, perempuan sering kali dianggap sebagai barang berharga yang dapat dialihkan kepemilikannya. Perempuan juga sering terjebak dalam pernikahan yang merugikan, di mana seorang suami dapat memiliki sejumlah istri tanpa memperhatikan kesengsaraan yang dialami oleh mereka. Ini merupakan gambaran nyata dari penindasan dan ketidakadilan yang merajalela pada masa itu.

Sumber : https://isais.uin-suska.ac.id/budak-selir-dan-kemewahan/

Gambar 1.1 Wanita Diperjual belikan

Ketika Islam hadir membawa perubahan yang mendasar dalam posisi wanita, meningkatkan martabat mereka dan mengembalikan nilai kemanusiaan mereka sepenuhnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13, yang menekankan bahwa:

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan”. Ayat ini menegaskan prinsip dasar kesetaraan antara pria dan wanita di hadapan Tuhan, menempatkan mereka pada posisi yang semestinya sebagai manusia.

Islam datang untuk mengangkat derajat mereka dengan memberikan berbagai hak yang adil dan setara mulai dari Islam secara jelas mengangkat nilai dan martabat wanita, memberikan mereka sejumlah hak dasar yang sebelumnya sering kali dirampas. Hal ini terlihat dalam penekanan pada hak untuk menuntut ilmu, di mana baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk mencari pengetahuan. Sejarah Islam juga mencatat banyak perempuan muslim yang menjadi ulama, intelektual, dan pendidik terkenal, yang membuktikan bahwa Islam mendorong wanita untuk mengembangkan potensi intelektual mereka secara menyeluruh.

Dalam aspek ekonomi, wanita dalam Islam memiliki kebebasan finansial mereka berhak memiliki dan mengelola aset, melakukan perdagangan, dan mewarisi, dengan pendapatan yang sepenuhnya menjadi hak pribadi dan tidak wajib digunakan untuk menanggung keluarga. Selain itu, mereka memiliki hak untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan pandangan, bahkan memberikan nasihat penting kepada para pemimpin serta terlibat aktif dalam urusan masyarakat. Terakhir, Islam melindungi hak wanita untuk menikah dan memilih pasangan atas dasar persetujuan penuh, menegaskan bahwa mereka tidak boleh dipaksa untuk menikah dan memiliki hak untuk menerima atau menolak tawaran pernikahan.

Penutup

Pandangan yang menyatakan bahwa Islam merendahkan perempuan merupakan misunderstanding mendasar yang sering kali berakar dari kurangnya pengetahuan tentang ajaran serta sejarah Islam yang sejati. Pernyataan seperti ini sama sekali tidak menggambarkan inti dari ajaran Islam, yang hadir sebagai cahaya untuk mengembalikan harkat, martabat, dan hak-hak asasi perempuan yang telah diambil dan diinjak-injak, terutama pada zaman Jahiliyah.

Dengan ajaran yang menyeluruh dan adil, Islam secara jelas dan konsisten mengakui perempuan sebagai makhluk terhormat yang memiliki posisi tinggi di hadapan Allah SWT. Mereka bukan hanya pelengkap atau objek, melainkan merupakan individu yang bernilai dengan peranan yang sangat penting dalam struktur masyarakat dan perkembangan peradaban. Islam menekankan bahwa perempuan adalah penopang utama dalam membangun keluarga yang solid, mendidik generasi mendatang, serta berkontribusi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan intelektual. Peradaban yang bermoral dan menjunjung tinggi etika mulia tidak akan pernah terwujud tanpa keikutsertaan aktif dan pengakuan penuh terhadap posisi perempuan.

Oleh karena itu, agar bisa benar-benar memahami keindahan dan keadilan sejati yang ditawarkan oleh agama ini, sangat penting untuk menyelidiki dan memahami bagaimana Islam memuliakan perempuan. Dengan begitu, kita dapat menanggapi semua tuduhan negatif dan stereotip yang sering diarahkan, serta menyadari bahwa Islam adalah agama yang progresif dalam menegakkan hak-hak dan martabat seluruh umat manusia, tanpa melihat jenis kelamin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |