REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan melambat pada industri multifinance hingga kuartal III 2025. Meski demikian, OJK meyakini kinerja multifinance pada kuartal IV akan kembali meningkat (rebound), seiring dengan banyaknya promo agen pemegang merek (APM) menjelang akhir tahun.
Menurut catatan OJK, per September 2025, piutang multifinance tumbuh 1,07 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp507,14 triliun. Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan piutang multifinance pada periode yang sama tahun lalu (September 2024) yang tumbuh 9,39 persen (yoy). Adapun secara bulanan, pertumbuhan multifinance per September 2025 melambat dibandingkan Agustus 2025 yang tumbuh 1,26 persen (yoy).
“Promo jelang akhir tahun tentunya dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan di industri multifinance,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/11/2025).
Agusman mencatat, per September 2025, penyaluran piutang pembiayaan yang terafiliasi dengan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) meningkat 6,82 persen (yoy) menjadi sebesar Rp228,52 triliun. Ia memprediksi angkanya akan terus meningkat hingga akhir tahun.
Secara umum, Agusman memproyeksikan industri PVML akan tumbuh lebih positif pada kuartal IV 2025. Tercatat, secara keseluruhan, penyaluran pembiayaan sektor PVML per September 2025 tumbuh 5,06 persen (yoy) menjadi Rp973,78 triliun.
Adapun laba industri perusahaan pembiayaan periode September 2025 tumbuh 10,54 persen secara month to month (mtm) menjadi Rp16,14 triliun. Pertumbuhan laba tersebut antara lain didukung oleh peningkatan pendapatan pembiayaan.
“Sektor PVML diperkirakan tetap tumbuh positif hingga akhir tahun, meski dihadapkan berbagai tantangan, antara lain dinamika ekonomi,” tuturnya.

2 hours ago
4











































