Kisah Mush'ab bin Umair : Tampan, Kaya, Digandrungi Banyak Wanita Tapi Pilih Jalan Dakwah yang Sengsara

13 hours ago 5

loading...

Mushab meninggalkan kemewahan yang dialaminya dan memilih hidup miskin dan sengsara, tetapi jiwanya telah dihiasi dengan iman dan akidah suci dan Allah telah mengubah dirinya menjadi seorang manusia yang dihormati, penuh wibawa dan disegani. Foto ilust

Kisah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam ini cukup mengagumkan. Pemuda yang sangat tampan, Mush'ab bin Umair radhiyallahu'anhu, rela meninggalkan kesenangan duniawi dan memilih hidup sengsara demi cintanya kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Mush'ab bin Umair adalah seorang remaja Quraisy terkemuka. Beliau dikaruniai wajah rupawan dan paling ganteng di antara para remaja di Makkah kala itu. Para ahli riwayat melukiskan semangat kepemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga Makkah yang mempunyai nama paling harum. Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak muda Makkah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya demikian rupa sebagai yang dialami Mush'ab bin Umair ".

Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, dia tampan, biasa hidup mewah menjadi buah-bibir gadis-gadis Makkah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan. Mush'ab bin Umair adalah salah satu di antara pribadi-pribadi Muslimin yang ditempa oleh Islam dan dididik langsung oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Kisah hidupnya menjadi kebanggaan dan tidak dilupakan dalam sejarah Islam.

Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang tersebar luas di kalangan warga Makkah mengenai Muhammad al-Amin . Muhammad shallallahu 'laihi wa sallam mengatakan bahwa dirinya telah diutus Allah Ta'ala sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai da'i yang mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa.

Semua penduduk Makkah terpusat pada sosok baginda Nabi dan agama yang dibawanya. Maka anak muda yang ganteng ini paling banyak mendengar berita itu. Di usianya masih belia, ia selalu menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan. penampilannya yang tampan dan otaknya yang cerdas merupakan keistimewaan Ibnu Umair.

Mush'ab mendengar bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang jauh dari gangguan kaum musyrikin Quraisy di bukit Shafa, yaitu di rumah Arqam bin Abil Arqam. Keraguannya tidak berjalan lama, hanya menunggu sebentar, pada suatu senja ia pergi menuju rumah Arqam menyertai rombongan itu.

Di rumah itu, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabat setianya, tempat mengajarkannya ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajarkan salat. Ketika Mush'ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat Al-Qur'an mulai bergema dari lisan Rasulullah yang mulia. Di senja itu Mush'ab pun terpesona oleh untaian kalimat indah Rasulullah yang tepat mengenai kalbunya.

Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang karena gembira. Tetapi Rasulullah mengulurkan tangannya yangpenuh berkah dan kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak. Hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang dan damai,tak obah bagai lautan yang teduh dan dalam.

Ujian dari Ibundanya

Pemuda yang telah Islam itu nampak telah memiliki ilmu dan hikmah yang luas berlipat ganda dari ukuran usianya. Ia mempunyai kepekatan hati yang mampu merubah jalansejarah. Tetapi di Kota Makkah tidak ada rahasia yang tersembunyi. Mata kaum Quraisy berkeliaran di mana-mana mengikuti setiap langkah dan menyelusuri setiap jejak.

Kebetulan seorang yang bernama Usman bin Thalhah melihat Mush'ab memasuki rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang lain dilihatnya pula iasalat seperti Nabi Muhammad SAW . Secepatkilat ia melaporkan kejadian itu kepada ibu Mush'ab. Berdirilah Mush'ab di hadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar Makkah di rumahnya. Dengan hati yang yakin, Mush'ab membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan Rasulullah SAW . Ketika sang ibu hendak membungkam mulut puteranya dengan tamparan keras,tiba-tiba tangan yang terulur itu jatuh terkulai.

Karena jiwa keibuannya, ibunda Mush'ab terhindar memukul dan menyakiti puteranya, tetapi tak dapat menahan diri dari tuntutan bela berhala-berhalanya dengan jalan lain. Akhirnya Mush'ab dibawa ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu dikurung dan dipenjarakan.

Mush'ab pun terkurung di ruang yang tertutup hingga suatu hari ia mendengar kaum muslimin hendak hijrah ke Habsyi (Ethopia). Ia pun mencari cara dan muslihat danakhirnya berhasil mengelabui ibu dan penjaganya, lalu pergi ke Habsyi menyelamatkan diri. Ia tinggal di sana bersama saudara-saudara kaum Muhajirin, lalu pulang ke Makkah.

Kemudian ia pergi lagi hijrah kedua kalinya bersama para sahabat atas pesan Rasulullah karena taat kepadanya. Baik di Habsyi ataupun di Makkah, ujian dan penderitaan yang harus dilalui Mush'ab di tiap saat kian meningkat. la telah selesai dan berhasil menempa kehidupannya seperti yang dicontohkan Baginda Nabi. Ia merasa puas bahwa kehidupannya telah layak untuk dipersembahkan kepada Allah Yang Maha Tinggi.

Read Entire Article
Politics | | | |