Wanita mengalami kista (ilustrasi). Sering kali pasien baru menyadari keberadaan kista setelah ukurannya membesar.
REPUBLIKa.CO.ID, JAKARTA — Belakangan ini banyak anak muda yang mengalami masalah kesehatan reproduksi, termasuk munculnya kista ovarium. Dokter spesialis obstretri dan ginekologi dr Beeleonie menyampaikan pentingnya kesadaran terhadap siklus menstruasi sebagai langkah awal dalam mencegah dan mendeteksi gangguan ini.
Menurut dr Beeleonie, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami pola menstruasi yang normal. Ia menjelaskan bahwa siklus haid idealnya berlangsung antara 24 hingga 35 hari.
“Jika menstruasi datang terlalu cepat atau justru terlalu lama jaraknya, hal itu bisa menjadi pertanda adanya gangguan,” kata dr Beeleonie usai konferensi pers acara Charm di kawasan Kuningan Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Durasi menstruasi juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Dokter Beeleonie mengatakan haid yang berlangsung selama tiga hingga 10 hari masih tergolong normal. Namun, jika menstruasi berlangsung lebih lama dari itu, misalnya tidak berhenti selama satu bulan penuh, maka sebaiknya harus segera diperiksa ke dokter.
Tidak hanya itu, volume darah menstruasi juga harus diperhatikan. “Kalau misalnya ganti pembalut sebanyak empat hingga enam kali dalam sehari itu masih oke lah. Tapi kalau lebih dari itu, dan misalnya udah pakai pembalut malam tapi masih tembus masih bocor, juga disertai nyeri hebat, ini bisa jadi sinyal bahaya,” kata dia.
Menurut dr Beeleonie, nyeri haid berlebihan juga tidak boleh dianggap remeh. Meski terkadang hanya merupakan kontraksi rahim biasa atau dikenal sebagai istilah primary dysmenorrhea, nyeri ini juga bisa menjadi gejala awal terbentuknya kista.
Ia mengungkapkan, sering kali pasien baru menyadari keberadaan kista setelah ukurannya membesar. Oleh karena itu, dr Beeleonie menekankan pentingnya pemeriksaan dini. Ia juga menyarankan agar setiap perempuan mulai lebih sadar dengan pola menstruasi mereka sendiri dan tidak ragu untuk berkonsultasi jika ada yang terasa tidak normal.
“Jangan tunggu sampai kistanya sebesar kepala bayi baru diperiksa, karena penanganannya akan jauh lebih rumit,” kata dia.