Legenda Kuyang Terbang: Kisah Mistis dari Tanah Borneo

10 hours ago 4
Ilustrasi, film Kuyang. (tangkapan layar Netflix)Ilustrasi, film Kuyang. (tangkapan layar Netflix)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Kuyang diyakini sebagai makhluk halus yang dapat berubah bentuk dari perempuan biasa menjadi sosok seram.

Kalau di Bali dikenal dengan Leak, di Jawa ada Sundel Bolong, maka di tanah Borneo-Kalimantan, dikenal hantu sejenis, sebutannya Kuyang.

Kuyang disebut-sebut sebagai hantu yang suka mencari dan menghisap darah wanita yang sedang melahirkan bayi.

Cerita Kuyang tak hanya berupa kisah bertutur turun temurun. Beberapa pihak ada yang telah melakukan riset, membuat buku, bahkan ada pula yang menjadikannya sebuah film.

Film berjudul: Kuyang Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, menambah daftar panjang film bergenre horor di Indonesia. Film ini bisa dinikmati lewat tayangan Netflix.

Dihimpun dari pelbagai sumber, konon Kuyang adalah jelmaan dari wanita yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mendapatkan kehidupan yang abadi.

Kuyang, bahkan bisa melepas kepala dari bagian tubuhnya dan terbang bersama organ tubuhnya seperti jantung, hati, usus dan ginjal.

Bila kuyang terbang di malam hari, biasanya diikuti semacam lampu merah atau lampu kecil seperti bola api yang menyala.

Di siang hari, Kuyang berwujud manusia biasa yang menyatu lingkungan sekitar. Biasanya mengenakan pakaian berupa baju panjang dengan ciri-ciri selendang yang dililitkan di leher.

Ia hanya berkeliaran di malam hari dengan kepalanya saja. Mitos Kuyang tersebar di Kalimantan, sejak lama. Meski hanya sebagian masyarakat yang percaya keberadaannya, tapi kisah Kuyang seakan tak ada habisnya: dari generasi ke generasi.

Berkeliaran di Malam Hari

Kuyang berwujud hantu kepala dengan isi tubuh terburai keluar tapi masih menempel tanpa kulit, dan anggota badannya dapat terbang. Di malam hari, Kuyang terbang mencari darah bayi yang baru lahir untuk menambah kekuatan ilmunya, yang menjadi sasaran seorang ibu yang sedang melahirkan.

Jika tidak mendapat wanita yang akan melahirkan, konon, Kuyang akan berkeliaran di pemukiman penduduk mencari sisa pembalut wanita yang dibuang sembarangan. Untuk itu, para wanita, terutama yang masih gadis untuk hati-hati ketika saat sedang menstruasi.

Untuk menghindari teror Kuyang, biasanya orang membawa bawang putih dan bawang merah tunggal yang disimpan di bawah kasur. Bahkan sebagian menambahkan bulu landak mendampingi bawah merah dan putih. Konon, Kuyang sangat takut dengan bawang dan bulu landak tersebut.

Di Kalimantan, penjelmaan Kuyang terbang seperti bintang jatuh. Begitu lintasan cahaya terlihat, warga sering berteriak: Kuyaaaang, dengan mengejar ke arah lintasan cahaya. Lalu melemparinya dengan batu.

Orang yang melihat Kuyang, selain terlihat seperti lintasan cahaya, juga akan tampak seperti burung besar. Biasanya warga yang melihatnya, akan menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga, seperti panci atau wajan.

Disebut-sebut usia Kuyang dapat mencapai 300 ratusan tahun sebelum ilmunya kepada generasi sesudahnya. Begitu seterusnya dengan imbalan meminta syarat darah segar dari wanita yang melahirkan, atau darah-darah kotor lainnya.

Jika ada warga yang bisa menangkap Kuyang, maka Kuyang itu akan memberi apa saja yang diinginkan, karena ia tidak mau ada orang yang tahu tentangnya.

Legenda, Mitos dan Fakta Mistis

Legenda Kuyang cermin dari budaya dan kepercayaan warga Kalimantan yang kaya cerita-cerita mistis. Meski horor, kisah ini memperlihatkan kekayaan folklore Indonesia yang beragam. Di era modern saat ini, Kuyang tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya.

Ini mengingatkan pentingnya menjaga tradisi dan memahami sejarah di balik cerita-cerita semasa kecil. Budaya modern tak boleh terputus dengan budaya masa lalu.

Tugas masyarakat modern, mengenal dan mengingat kembali, sekaligus memetik nilai-nilai luhur positif dari berbagai jenis budaya, fakta mistis, mitos, atau bahkan legenda.

Dalam Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, Vol. 41 No.2, August 2024, memuat riset bertajuk: The Ghost Story of Kuyang: Establishing Social Construction of Belief System on Identity in Kalimantan (2024). Yang ditulis Bibi Suprianto, Syamsul Kurniawan dan Riyani Riyani.

Bibi Supriyanto dkk, melalui kesimpulan risetnya menjelaskan konstruksi sosial hantu Kuyang telah membangun sistem kepercayaan dalam identitas sosial masyarakat Kalimantan.

Identitas tersebut melekat pada pengakuan dan klaim atas keberadaan Kuyang di Indonesia.

Kalimantan merupakan salah satu daerah yang menjadi objek klaim sosial atas keberadaan Kuyang secara luas. Konstruksi sosial sistem kepercayaan tersebut memberi perluasan makna bahwa identitas kehidupan tak hanya tentang kehidupan manusia.

Melainkan juga tentang keberadaan hantu sebagai bentuk pengakuan sosial di dunia.

Kuyang Bangun Sistem Kepercayaan

Penelitian Supriyantok dkk, menjelaskan konstruksi sosial sistem kepercayaan terhadap identitas hantu Kuyang di Kalimantan sebagai bentuk representasi masyarakat melalui cerita dan media.

Hal ini dikarenakan cerita Kuyang telah mendunia melalui cerita rakyat yang diangkat menjadi cerita nyata tentang hantu Kuyang di Kalimantan. Sistem kepercayaan yang melekat pada masyarakat menimbulkan stigma bahwa identitas Kuyang tidak hanya seorang perempuan tetapi juga kedaerahan di Kalimantan.

Risetnya memberi perspektif lain untuk melihat konstruksi sosial sistem kepercayaan melalui cerita dan media sosial.

Ada empat konsep yang ditemukan dalam penceritaan dan media sosial mengenai hantu Kuyang. Yakni cerita hantu tentang perempuan, sistem kepercayaan, tanggapan keagamaan, dan tradisi, serta konstruksi sosial dalam masyarakat.

Pengetahuan tentang konstruksi sosial sistem kepercayaan tentang hantu Kuyang memberikan argumen bahwa ternyata cerita hantu telah membangun identitas hantu tentang gender dan tempat.

“Gender selalu menggambarkan hantu sebagai perempuan sedangkan tempat menggambarkan hantu Kuyang sebagai suku Dayak atau Melayu di Kalimantan. Konstruksi sosial sistem kepercayaan dapat membangun wacana baru tentang identitas suku, budaya, agama, dan tempat tinggal hantu Kuyang,” tulis Bibi Supriyanto, dalam jurnal terkait.

Ia menyampaikan cerita Kuyang dalam masyarakat Melayu dan Dayak telah membangun suatu sistem kepercayaan yang didasarkan pada konstruksi sosial di Kalimantan.

Hal ini dikarenakan terdapat cerita masyarakat yang menjadi cerita rakyat dan cerita nyata tentang hantu Kuyang di Kalimantan.

Selain itu, sistem kepercayaan yang tumbuh dalam masyarakat Melayu dan Dayak berkembang melalui cerita film hingga membentuk suatu identitas tentang keberadaan Kuyang di Kalimantan.

Konsep konstruksi sosial sistem kepercayaan yang digambarkan oleh cerita masyarakat pedalaman tersebut dikembangkan dalam media untuk memperkenalkan asal usul hantu Kuyang di Indonesia. Fenomena ini juga muncul ketika masyarakat Melayu melihat Kuyang di Kalimantan Barat.

Cerita ini membangun konstruksi sosial sistem kepercayaan masyarakat Melayu terhadap hantu Kuyang.

Selama ini, kajian pembentukan konstruksi sosial sistem kepercayaan masyarakat Melayu dan Dayak tentang hantu Kuyang telah berkembang secara global.

Konstruksi sosial atas sistem kepercayaan tersebut membentuk identitas keberadaan hantu Kuyang di Kalimantan yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat. Sistem kepercayaan ini terbentuk melalui cerita dan media yang mengklaim bahwa hantu Kuyang berada di Kalimantan.

Yan Andri

Read Entire Article
Politics | | | |