Citra satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs pengayaan nuklir Natanz di Iran setelah serangan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, pada Kamis (10/7) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, di Kuala Lumpur Malaysia dan membahas berbagai isu, termasuk program nuklir Iran. Menanggapi serangan AS dan Israel terhadap Iran bulan lalu, Wang menyatakan bahwa penggunaan kekerasan “tidak dapat membawa perdamaian, tekanan tidak dapat menyelesaikan masalah, dan dialog serta negosiasi adalah jalan keluar yang mendasar,” berdasarkan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.
Kedua diplomat tersebut berada di Kuala Lumpur untuk menghadiri pertemuan dengan para diplomat tinggi dari negara-negara Asia Tenggara. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak serangan AS dan Israel terhadap Iran, yang memiliki hubungan erat dengan Beijing dan Moskow.
Wang menekankan bahwa China memberi perhatian pada “komitmen Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, dan juga menghormati hak Iran untuk menggunakan energi nuklir secara damai sebagai pihak dalam Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir."
Kedua belah pihak juga meninjau hubungan bilateral serta bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional yang mendesak, termasuk konflik Israel-Palestina.
Konflik selama 12 hari antara Israel dan Iran meletus pada bulan lalu, ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran, yang memicu serangan balasan dari Iran. Amerika Serikat turut terlibat dalam perang tersebut dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Konflik tersebut berakhir dengan gencatan senjata yang disponsori AS dan mulai berlaku pada 24 Juni. Baik Rusia maupun China telah mengecam serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran.
sumber : Antara, Anadolu