Laba Bersih WIFI Melesat 153 Persen di Tengah Proses Rights Issue

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) mengumumkan kinerja keuangan yang sangat positif untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2025. Pengumuman ini muncul di tengah proses aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yang sedang berjalan dan menarik perhatian publik.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, WIFI berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 227,74 miliar pada semester pertama tahun ini. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan sebesar 153,44 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang membukukan laba Rp 89,86 miliar. Sejalan dengan pertumbuhan laba bersih, laba per saham (EPS) perseroan juga meningkat tajam menjadi Rp 99,58 dari sebelumnya Rp 38,09.

Dari sisi pendapatan, Solusi Sinergi Digital berhasil meraup Rp 513,46 miliar hingga Juni 2025. Pendapatan ini tumbuh sebesar 66,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp309,00 miliar.

Di tengah pertumbuhan pendapatan yang pesat, perseroan justru berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 6,59 persen menjadi Rp 121,10 miliar dari sebelumnya Rp 129,64 miliar. Alhasil, WIFI mencatatkan pertumbuhan laba bruto yang impresif, melonjak 118,76 persen menjadi Rp 392,35 miliar dari Rp 179,35 miliar pada periode Juni 2024.

Pendapatan lain-lain perseroan juga mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp58 miliar. Pendapatan ini berasal dari pelanggan Fiber-to-the-Home (FTTH) yang sebelumnya merupakan pelanggan dari Internet Service Provider (ISP) yang aset infrastruktur jaringannya telah diakuisisi oleh perseroan dan belum sepenuhnya diserahkan. Meskipun demikian, pendapatan dari pelanggan FTTH tersebut telah menjadi hak WIFI.

Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo mengungkapkan, kinerja semester I/2025 ini menunjukkan skalabilitas dari model infrastruktur digital kami serta keberhasilan awal dari strategi ekspansi yang kami jalankan.

"Dengan posisi keuangan yang jauh lebih kuat, kami optimis dapat menangkap berbagai peluang pertumbuhan yang ada di sektor konektivitas dan periklanan digital di Indonesia.”

Lebih lanjut, beban umum dan administrasi perseroan tercatat sebesar Rp 71,33 miliar hingga Juni 2025. Selain itu, perseroan juga membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp 58,11 miliar, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya di mana pos ini masih mencatatkan beban.

Dengan kinerja keuangan tersebut, laba usaha WIFI per 30 Juni 2025 mencapai Rp 379,13 miliar, naik 155,78 persen dibandingkan dengan Rp 148,22 miliar pada periode yang sama tahun 2024.

Laba sebelum pajak penghasilan juga meningkat 171,49 persen menjadi Rp 293,68 miliar dari sebelumnya Rp 108,17 miliar. Kontribusi perseroan kepada pendapatan negara berupa pajak penghasilan dari Januari hingga Juni 2025 tercatat sebesar Rp 65,73 miliar.

Dari sisi neraca, total aset WIFI saat ini mencapai Rp 5,25 triliun, melonjak 80,83 persen dari akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 2,90 triliun. Peningkatan ini didorong oleh ekspansi infrastruktur dan penyertaan modal. Total ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp 2,2 triliun dari Rp 969,8 miliar pada akhir tahun 2024, termasuk uang muka setoran modal sebesar Rp 1 triliun.

Sementara itu, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 3,05 triliun. Kas dan setara kas perseroan juga menunjukkan peningkatan signifikan menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 18,5 miliar pada 31 Desember 2024, didukung oleh aktivitas pembiayaan dan penggalangan dana.

Pertumbuhan kinerja WIFI didukung oleh ekspansi berkelanjutan dari bisnis jaringan serat optik dan periklanan digital, serta efisiensi dalam pengelolaan biaya. Perseroan mencatatkan laba bruto sebesar Rp 392,4 miliar dengan margin laba bruto yang meningkat menjadi 76,4 persen dari 58,0 persen pada tahun sebelumnya.

Pada semester I/2025, WIFI telah berhasil melaksanakan dua aksi korporasi utama, yaitu penerbitan obligasi senilai Rp 2,5 triliun yang seluruhnya terserap pasar, serta memperoleh persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan PMHMETD I dengan target dana maksimal Rp 5,9 triliun.

Dana dari kedua aksi korporasi ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi yang sedang berjalan dan yang akan datang, terutama untuk mencapai 5 juta Home Pass/Home Connect dalam satu tahun pertama, serta 25 juta Home Pass secara kumulatif dalam lima tahun ke depan.

Ke depannya, perseroan akan fokus pada percepatan pembangunan jaringan serat optik di wilayah yang belum terlayani dan pelaksanaan PMHMETD I untuk mendanai ekspansi jaringan serta kebutuhan modal kerja.

Read Entire Article
Politics | | | |