Menteri Bahlil Bicara Efisiensi, Politisi Golkar: Diksi Paten untuk Pejabat Publik

4 hours ago 4

Politisi Golkar Abdul Rahman Farisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komitmen Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam menekankan pentingnya efisiensi dan harga keekonomian dalam belanja negara mendapat apresiasi dari Abdul Rahman Farisi, Sekretaris Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar.

Ia menyebut diksi seperti “efisiensi” dan “harga keekonomian” sebagai bahasa yang paten dan jarang digunakan oleh pejabat publik, meskipun sangat penting dalam pengelolaan keuangan negara.

“Saya membaca ini dengan penuh semangat, sebab sangat sedikit pejabat publik yang memberi konsen serius terhadap efisiensi belanja negara dan perhitungan harga keekonomian. Diksi seperti ini lazim digunakan di kalangan korporasi swasta karena menyadari bahwa setiap sen biaya yang tak efisien akan menggerus profit,” ujar Abdul Rahman Farisi, Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, Bahlil adalah tipe pejabat publik yang sangat peduli pada efisiensi dan harga keekonomian. Sikap seperti ini, katanya, perlu diapresiasi karena merupakan kebijakan penyelamatan uang negara dari kemahalan atau ketidakefisienan.

“Menteri Bahlil sedang menunjukkan komitmen bahwa konsen pada efisiensi dalam belanja negara atau bahwa setiap sen uang negara mesti digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Semangat Menteri Bahlil ini mesti menjadi semangat yang sama untuk pejabat publik agar menghitung secara benar setiap belanja yang dilakukan memenuhi unsur keekonomian,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kepemimpinan Bahlil di Kementerian ESDM menjadi krusial dalam konteks efisiensi dan keekonomian karena kementerian tersebut mengelola kebijakan subsidi energi—terutama yang terkait impor minyak dan gas bumi. Belanja subsidi, katanya, adalah salah satu pos terbesar dalam pengeluaran APBN yang wajib dikendalikan dengan perhitungan matang.

“Jadi, setiap efisiensi dan perhitungan nilai keekonomian akan sangat penting dalam mengurangi besaran subsidi yang mesti ditanggung oleh negara,” tegas mantan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin ini.

Ia berharap semangat efisiensi dan harga keekonomian yang kini digaungkan Bahlil dapat menjadi budaya baru dalam birokrasi, khususnya dalam proses pengambilan keputusan anggaran. Sebab, keberhasilan belanja negara tak hanya diukur dari serapan anggaran, tapi juga dari seberapa optimal dan ekonomis pada struktur belanjanya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |