MSG Bawa Suasana Bikin Halal Bi Halal Mu Semakin Hangat

5 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Syawal merupakan bulan penuh makna. Melalui momen ini, Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia atau disingkat P2MI berkolaborasi dengan Master-Kichen MamaSuka menyelenggarakan acara Halal Bi Halal bersama Mahasiswa jurusan Gizi Universitas Sahid, Komunitas olah raga bola basket, Pawon Catering, serta rekan jurnalis.

Acara ini berisikan sharing sesion yang dikombinasikan dengan acara demo masak yang mengambil tema “MSG : Bikin Halal Bi Halal Mu Makin Epic”, menguak rahasia MSG bersama Melliana Eka S,Tr,Gz selaku Ahli Gizi dari Healthy Go Catering, Satria Gentur Pinandita selaku Ketua P2MI, Chef Syafril Ramadhan atau lebih dikenal dengan sebutan Chef Rama serta Chef Andre dari Master-Kichen Mamasuka.

Dalam acara tersebut, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus menjelaskan berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG alias Micin alias Vetsin, tentang penyedap masakan, yang sering kita temui, saat menikmati makanan Bakso, Mie Ayam, Nasi Goreng serta berbagai jenis makanan lainnya.

"Seperti kita ketahui bahwa MSG telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih dalam makanan.

Dalam sambutannya, Satria Gentur Pinandita memaparkan serta menerangkan bagaimana MSG itu merupakan bahan tambahan pangan alami yang diproduksi dengan teknologi fermentasi dengan menggunakan baku baku utama tetes tebu, " MSG dapat memberikan rasa Umami atau gurih pada masakan yang berkuah serta mampu mengurangi penggunaan garam sehingga masakan tersebut akan lebih sehat," ucap Satria.

Pada paparan lainnya, Melliana Eka menjelaskan mengenai makanan bergizi itu adalah suatu makanan yang seimbang dari mulai kecukupan protein, karbohidrat, serta keseimbangan rasa yang di dapat dari bahan pangan tambahan seperti MSG, karena makanan yang di konsumsi jangan sampai terasa hambar sehingga membuat orang yang menyantapnya tidak selera. Oleh karena itu dibutuhkan bahan pangan tambahan berupa MSG yang dapat memberikan rasa gurih serta membuat orang lebih lahap dalam menyantapnya, "makanan yang bergizi itu tidak hanya sekedar untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh, tapi mengabaikan rasa, karena dari rasa itu segala komponen makanan dapat dirasakan oleh lidah dan menambah selera orang itu". Ujar Eka

MSG bersifat “self limiting”, penambahan berlebihan menimbulkan rasa tidak enak manusia mampu secara otomatis membatasi kebutuhan MSG, jika berlebihan akan menimbulkan rasa yg tidak disukai dengan sendirinya. Tidak ada satu pun makanan yg terbaik atau terburuk, yang ada hanyalah porsi yang tepat atau tidak.

Masyarakat harus mulai memahami bahwa MSG adalah bumbu rasa umami yang terdiri dari Sodium, Asam Glutamat dan Air. Menurut lembaga keamanan pangan dunia (JECFA-FAO/WHO) dan nasional(BPOM/Kemenkes) MSG aman dikonsumsi. Berbagai penelitian pada manusia terbukti MSG tidak memberatkan beberapa kondisi penyakit. Dalam Jurnal Mutu Pangan Vol. 1(2) :83-90, 2014 disebutkan bahwa Penggunaan bumbu umami dapat meningkatkan asupan gizi pasien TBC dan mempercepat penyembuhan penyakit. Hal ini memperkuat penelitian sebelumnya dari The American Journal of Clinical Nutrition edisi Vol 90, September 2009 tentang Uji Klinis Glutamat untuk Peningkatan Gizi dan Kesehatan pada Lansia di Jepang.

Dalam acara cooking class dan demo masak juga diajarkan mengenai penggunaan MSG yang tepat, seperti menu hari ini adalah bagaimana membuat masakan berkuah seperti sup iga, dipandu oleh chef Rama dan Chef Andre memberikan pelajaran dari mulai perebusan daging hingga pemberian bumbu yang tepat.

Dalam suasana acara yang hangat dan penuh kebersamaan, Satria Gentur Pinandita selaku ketua P2MI berharap semua pihak turut serta secara aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat luas dengan segala lapisan usahanya yang menggunakan bahan-bahan alami dalam makanan mereka dan memberikan ketenangan mengenai bagaimana amannya MSG itu apabila digunakan sebagai penyedap rasa, serta memberikan tanggapan positif atas segala usaha pengurus P2MI dalam memberikan edukasi atau contoh bagaimana penggunaan MSG secara bijak, "Saya berharap pemerintah ikut berperan aktif dari mulai hulu hingga hilir dari mulai lahan pertanian tebu hingga pabrik yang mengolah tebu itu menjadi bahan dasar dari industri pangan maupun industri lainnya, karena kebutuhan akan tebu ini dan turunannya masih sangat banyak terutama bagi industri pangan dimana MSG itu dihasilkan dari produk alami, serta Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat memberikan edukasi bahwa produk MSG itu sangat aman untuk dikonsumsi," kata Satria.

Read Entire Article
Politics | | | |