Home > History Friday, 28 Mar 2025, 04:03 WIB
Ia dijebak oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock yang mengundangnya ke wisma keresidenan di Magelang.

MAGENTA -- Hari ini 195 tahun lalu, Belanda menangkap Pangeran Diponegoro. Peristiwa itu terjadi pada 28 Maret 1830 bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri (2 Syawal 1245 Hijriyah).
Pangeran Diponegoro dijebak oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock yang mengundangnya ke wisma keresidenan di Magelang. De Kock meringkus Pangeran Diponegoro saat perundingan masih berlangsung.
Tujuan penangkapan karena Belanda ingin mengakhiri Perang Diponegoro atau Perang Jawa 1825-1830. Belanda sudah kelelahan dengan perang tersebut.
Sejarah mencatat dalam perang itu dilaporkan 8.000 serdadu Hindia menjadi korban, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa, serta kerugian materi 25 juta gulden. Bagi De Kock, pengakhiran Perang Diponegoro dengan cara curang itu menjadi kenangan buruk dalam kehidupannya.
BACA JUGA: On This Day: 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman Wafat, Selalu Menjaga Wudhu saat Bergerilya
“Barangkali kenangan itu tidak pernah terlepas dari perasaan yang mengganggu. Seperti dia sendiri telah mengakui perbuatannya di Magelang tidak ksatria dan tidak jujur,” tulis Harm Stevens dalam buku Yang Silam Yang Pedas, Indonesia dan Belanda Sejak Tahun 1600.
Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Nama Diponegoro saat baru lahir adalah Bendara Raden Mas Mustahar. Namanya kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya.
Nama Islam Diponegoro adalah Abdul Hamid. Diponegoro juga punya nama lain Bendara Pangeran Harya Dipanegara.
Ayah Pangeran Diponegoro bernama Gusti Raden Mas Suraja, yang naik takhta bergelar Hamengkubuwana III. Ibunya adalah seorang seorang selir bernama R.A. Mangkarawati.