REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat kepahlawanan di era modern tak lagi hanya tercermin dari perjuangan di medan perang, tetapi juga dari keberanian mengambil keputusan strategis yang memperkuat kedaulatan bangsa. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA) untuk mendukung kemandirian ekonomi dan pertahanan nasional.
Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai hilirisasi SDA merupakan wujud kepahlawanan modern yang relevan dengan tantangan zaman. Menurutnya, keberanian negara dalam mengelola sumber daya secara mandiri menjadi bagian dari upaya menjaga keselamatan rakyat dan kedaulatan negara.
“Kemandirian pertahanan di Hari Pahlawan bisa dibaca sebagai kepahlawanan modern, ketika negara berani memanfaatkan sumber daya sendiri untuk menjaga keselamatan rakyat dan kedaulatan,” kata Fahmi kepada Republika.co.id, Rabu (12/11/2025).
Indonesia, lanjutnya, memiliki sumber daya strategis seperti nikel, tembaga, dan aluminium yang berpotensi besar jika dikelola melalui hilirisasi yang terarah. Potensi tersebut, menurut Fahmi, dapat menjadi fondasi bagi penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
“Hilirisasi nikel, tembaga, dan aluminium menjadi kunci. Dari sini lahir material penting untuk kapal, pesawat, munisi, sensor, radar, kabel, hingga baterai dan kendaraan listrik militer,” ujarnya.
Fahmi menilai, langkah hilirisasi yang dijalankan Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) selaras dengan arah kebijakan pemerintah, terutama cita kelima dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah nasional.
“Dengan hilirisasi yang kuat di dalam negeri, daya tawar dan kapasitas strategis Indonesia semakin meningkat,” katanya menegaskan.
Selain sektor tambang, industri pertahanan nasional juga dinilai bergerak di jalur yang tepat. Sejumlah perusahaan pelat merah seperti PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Industri mulai membangun ekosistem pertahanan yang lebih terintegrasi dengan dukungan sektor swasta.
“Dengan konsistensi komitmen anggaran, kepastian order jangka panjang, dan pendalaman teknologi, industri pertahanan kita semakin kuat dan mandiri,” ujar Fahmi.
Ia menegaskan, di era kontestasi geopolitik global dan percepatan transformasi teknologi, hilirisasi dan kemandirian industri strategis menjadi bentuk baru dari semangat kepahlawanan bangsa: berani mandiri, berdaulat, dan berdaya saing.

2 hours ago
1









































