Guru berada di dalam area SMA Negeri 72 Jakarta, Senin (10/11/2025). Pasca insiden ledakan pada Jumat (7/11/2025), siswa SMA Negeri 72 Jakarta untuk sementara melaksanakan kegiatan belajar secara daring. Pembelajaran online dilakukan hingga kondisi sekolah dinilai siap untuk kembali menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah duka atas peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan komitmennya memperkuat pendidikan karakter berbasis moderasi beragama di kalangan pelajar.
Dalam penyelidikan kasus itu, polisi menemukan adanya perbuatan melawan hukum yang diduga dilakukan pelaku. Pelaku diduga melanggar Pasal 80 Ayat 2 juncto 76C Undang-Undang Perlindungan Anak maupun Pasal 355 KUHP dan Pasal 187 KUHP serta Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Republik Indonesia.
Sebagai respons cepat, Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag menggelar Kongres Rohis Nasional I Tahun 2025 yang berlangsung pada 12–15 November 2025 di Ancol, Jakarta Utara.
Kegiatan ini menjadi momentum penting pembentukan jejaring nasional Organisasi Rohani Islam (Rohis) di sekolah sekaligus langkah strategis menjadikan Rohis sebagai benteng utama pencegahan radikalisme di tingkat SMA, SMK, dan SMALB.
Data Wahid Foundation (2016) menunjukkan, 58 persen aktivis Rohis menyatakan siap terlibat dalam konflik berlatar agama. BNPT pun menilai Generasi Z sebagai kelompok paling rentan terhadap ideologi kekerasan melalui ruang digital.
Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag M Munir menegaskan, insiden tersebut menjadi peringatan penting bagi dunia pendidikan.
“Kemenag menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban SMAN 72 dan berdoa bagi pemulihan yang terluka. Kami siap berkolaborasi dengan aparat penegak hukum untuk mendalami akar masalah dan mencegah kejadian serupa,” ujarnya dalam acara pembukaan Kongres Rohis Nasional I, Rabu (12/11/2025) malam.
sumber : Antara

3 hours ago
3






































