PBB: GHF Bertindak Seperti 'Tentara Bayaran' dan Perangkap Kematian Sadis di Gaza

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin (21/7/2025 melaporkan, sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi yang dikelola oleh Amerika Serikat di Jalur Gaza. Sejumlah pejabat dan lembaga PBB mengecam mekanisme bantuan Israel tersebut sebagai “perangkap maut.”

“Kelaparan juga telah menewaskan 19 orang dalam 24 jam terakhir di tengah blokade total yang diberlakukan Israel,” kata Direktur Jenderal Kementerian, Muneer Alboursh, kepada Anadolu.

Israel telah menutup seluruh perbatasan Gaza sejak 2 Maret, yang secara efektif memutus akses terhadap bantuan kemanusiaan dan mempercepat penyebaran kelaparan. Data yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 1.020 pencari bantuan tewas sejak 27 Mei dan lebih dari 6.500 orang terluka akibat tembakan Israel di titik-titik distribusi bantuan yang didirikan di bawah mekanisme bantuan Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat sebanyak 86 orang, termasuk 76 anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi sejak Oktober 2023. Kantor Media Pemerintah Gaza juga memperingatkan bahwa wilayah kantong tersebut berada “di ambang kematian massal” setelah lebih dari 140 hari penutupan total seluruh titik penyeberangan.

Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengecam keras operasi distribusi makanan di Gaza, sekaligus menuduh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) bertindak seperti “tentara bayaran” dan perangkap kematian sadis. Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam pernyataannya pada Senin mengatakan, bahwa skema distribusi yang disebut GHF adalah jebakan maut yang sadis, saat warga sipil ditembak ketika berebut makanan.

Ia menekankan bahwa “pemberian bantuan kemanusiaan bukanlah pekerjaan tentara bayaran.” "Penembak jitu melepaskan tembakan serampangan di tengah kerumunan seolah-olah mereka mendapat izin untuk membunuh," ujar Lazzarini, perburuan masal tanpa hukuman sama sekali.'

Lazzarini mengatakan, lebih dari 1.000 orang kelaparan dilaporkan terbunuh saat mencoba mendapatkan makanan sejak akhir Mei.

GHF adalah organisasi Amerika yang didukung oleh Israel dan mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei setelah Israel memutus pasokan ke Gaza pada Maret, mengabaikan PBB dan LSM-LSM mapan lainnya. Namun, GHF dikritik oleh Palestina dan kelompok-kelompok internasional karena tingginya jumlah korban jiwa terkait dengan operasinya.

Selain itu, Lazzarini menyoroti kondisi yang sangat memprihatinkan di Gaza, di mana kelaparan dan kelelahan melanda mereka yang biasanya memberi bantuan. “Tak ada yang luput,” ujarnya, seraya menambahkan: “Mereka yang merawat sesama kini juga membutuhkan perawatan, termasuk dokter, perawat, jurnalis, dan pekerja kemanusiaan yang kini juga kelaparan.”

Dia mendesak agar kekerasan segera berakhir dan mekanisme bantuan internasional yang tepat dapat dipulihkan, dengan menekankan bahwa PBB dan mitranya “memiliki keahlian, pengalaman, dan sumber daya yang tersedia untuk menyediakan bantuan yang aman, bermartabat, dan dalam skala besar.”

"Kita telah membuktikannya berkali-kali selama gencatan senjata terakhir," kata Lazzarini. "Ini tidak boleh menjadi norma baru kita."

sumber : Antara, Anadolu

Read Entire Article
Politics | | | |