PDIP Jatim Salurkan 403 Ekor Sapi Qurban, Ajak Umat Tapak Tilasi Syariat Nabi Ibrahim

1 day ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— DPD PDI Perjuangan Jawa Timur telah menyalurkan 403 ekor sapi qurban dan distribusikan ke kantor-kantor DPC PDI Perjuangan se Jawa Timur, lembaga pendidikan pesantren, masjid, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, mengatakan dari upaya kecil berqurban ini, pihaknya berharap juga bisa menggerakan roda ekonomi para peternak sapi, khususnya di Madura.

Dia menyebut, bagi warga Madura, Idul Adha adalah lebaran besar. Warga Madura memiliki tradisi toron, atau kembali ke kampung halaman, melepas rindu kepada keluarga.

“Berkah rezeki dari berjualan sapi akan menggenapi warga Madura menjamu keluarga di rantau saat pulang kampung,” ujar dia, dalam keterangannya di Surabaya, Kamis (5/6/2025).

“Barangkali upaya kecil ini tidaklah begitu hebat, namun kami berharap terus bisa menyalakan harapan kepada saudara kita yang fakir, para wong cilik,” kata dia menambahkan.

Said mengatakan, Membantu pemerintah menambah kualitas gizi mereka yang miskin, walau hanya sementara waktu. Namun sepenuhnya disadari, tugas kepartaian tentu bukan perihal “karikatif” semata.

“Ada kewajiban struktural yang lebih strategis, yang kita perlu perjuangkan bersama, yakni membuat program dan kebijakan pemerintahan di semua jenjang yang bisa mengubah nasib rakyat miskin,” tutur dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan ibadah kurban setiap tahun dirayakan, selalu menjadi alarm, pengingat bahwa Islam mewajibkan pengorbanan.

Ketika Nabi Ibrahim AS yang mamin menua, dan tidak mendapatkan keturunan, secercah harapan muncul ketika Ibu Hajar melahirkan Nabi Ismail AS, yang menandai lahirnya anak anak Nabi Ibrahim berikutnya. Kehadiran Ismail di hati Nabi Ibrahim, bak oase di padang gurun.

Dia menjelaskan, di saat hati Nabi Ibrahim mendayu dayu, menimang bayi Ismail penuh kasih sayang, namun Allah SWT memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail melalui mimpinya.

Semula Ibrahim ragu akan ta’wil mimpinya, apakah itu firman Tuhan ataukah bunga tidur. Namun perintah itu tersirat kuat sebagai pesan Allah SWT. Kebimbangan itu dijawab oleh Ibrahim dengan melaksanakan perintahNya untuk menyembelih bayi Ismail.

Nabi Ibrahim lolos ujian, kemelekatan hatinya terhadap anak, tidak mampu menduakan terhadap kepatuhan dan kehambaannya kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim memilih “jalan pedih”, sebagai puncak kehambaan, untuk menunjukkan totalitas kecintaanya kepada Allah SWT. Pembuktian ini dibalas kontan oleh Allah SWT dengan menyelamatkan bayi Ismail.

Kisah ini, yang terus diperingati setiap tahun dalam Idhul Adha, bermakna sangat dalam. “Adakah kita sebagai hamba mampu menunaikan tugas sebagaimana yang di jalani oleh Nabi Ibrahim? Rasanya tidak ada yang mampu melampaui Nabi Ibrahim. Bisa jadi karena tidak ada yang mampu, Allah SWT telah mendiskon kewajiban umat, khususnya kepada kaum muslimin,” kata dia.

Dia mengatakan, atas Kemahakasihan-Nya, Allah SWT hanya memerintahkan umat Muslim berkurban hewan kepada yang mampu.

Makna qurban derajatnya diturunkan oleh Allah SWT dengan mewajibkan yang kaya untuk berbagi kepada yang miskin.

“Alangkah tidak tahu dirinya kita sebagai hamba kalau mengabaikan perintah yang terdiskon ini,” kata dia.

Dia mengingatkan, kesadaran berqurban harus dipupuk sebagai kesadaran yang imanen, bahwa kita bisa sebagai “tangan” Tuhan untuk berbagi nikmat dan kegembiraan, walau hanya melalui media daging kurban kepada yang fakir.

“Bagi kita makan daging sesuatu yang biasa saja, atau bahkan kita sudah fase enggan makan daging. Namun bagi rakyat miskin, konsumsi daging adalah hal yang tidak mereka jumpai tiap hari. Momen yang spesial buat mereka dan keluarganya,” ujar dia.

“Selamat merayakan Idhul Adha 1446 Hijriyah. Taqabbalallahu minna wa minkum, Semoga qurban kita diterima Allah SWT dan menjadi berkah bagi semua,” kata dia mendoakan.

Read Entire Article
Politics | | | |