Sumber Penafsiran al-Qur'an yang Orisinil Menurut Guru Besar Tafsir dan Ilmu al-Qur'an

3 hours ago 3

Image Omair Fain

Khazanah | 2025-09-18 21:20:58

Oleh: Omair

Kamis, 18/09/2025

Dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering menjumpai banyak hp. Mereknya pun beragam, iPhone misalnya. Namun, apakah kita tahu iPhone yang di gunakan si A itu orisinil atau tidak?

Sebenarnya, tidak tahu pun tidak ada masalah. Tidak apa-apa. Yang jadi masalah, ketika kita meyakini produk iPhone yang ada ditangan si A itu orisinil, padahal tidak.

Di sinilah peran pentingnya ilmu dakhîl fi tafsîr dalam menafsirkan al-Qur'an. Tujuannya untuk bisa menyaring mana saja penafsiran yang orisinil dan tidak.

Untuk memasukinya, kita perlu kenal terlebih dahulu: apa saja sumber penafsiran al-Qur'an yang orisinil (asîl), dengan mengenalinya, akan memudahkan kita untuk mengenali sisanya, yaitu penafsiran yang tidak orisinil.

Ada 4 sumber pokok untuk menafsirkan al-Qur'an, yaitu: al-Qur'an itu sendiri; sunnah; perkataan sahabat dengan kriterianya; dan perkataan tabi'in dengan kriterianya.

Perumpamaannya seperti orang yang mau bikin roti. 4 sumber pokok itu bahan dasarnya, dan belum bisa disebut sebagai "roti yang siap dikonsumsi".

Nah, berikut ini adalah versi jadi roti, yang siap dikonsumsi. Di dalam kitab Dakhîl fi Tafsîr, Prof. Dr. Ibrahim Khalifah menyebut ada 7 sumber penafsiran al-Quran yang orisinil:

(1) Penafsiran al-Quran dengan al-Quran sendiri.

(2) Penafsiran al-Quran dengan sunnah yang benar dan bisa dijadikan dalil.

(3) Penafsiran al-Quran dengan perkataan sahabat yang disandarkan ke Nabi.

(4) Penafsiran al-Quran dengan kesepakatan atau ijma' dari kalangan sahabat dan tabi'in. Dengan syarat tidak bertentangan dengan logika. Jika bertentangan harus ditakwil.

(5) Penafsiran al-Quran dengan perkataan sahabat yang diperselisihkan, namun, memungkinkan untuk mengambil salah satu pendapat yang ada.

(6) Penafsiran al-Quran dengan perkataan sahabat, yang tidak ada ijma' di kalangan sahabat; dan tidak pula ada yang mempermasalahkan perkataan itu.

(7) Penafsiran al-Quran dengan perkataan tabi'in yang disandarkan ke Nabi (marfu'), sekaligus dikuatkan oleh riwayat mursal lainnya. Atau tabi'in yang meriwayatkannya adalah seorang tabi'in yang dikenal belajar tafsir dari sahabat Nabi.

Menurut Prof. Dr. Ibrahim Khalifah, poin 5, 6, dan 7. Wajib dijadikan sumber penafsiran al-Quran oleh umat muslim, dengan syarat tidak bertentangan dengan logika.

Dalam studi tafsir dan ilmu al-Qur'an, penafsiran orisinil yang berdasarkan "teks" dikenal dengan istilah asîl an-naql. Seperti yang sudah diuraikan di atas. Lawannya, yaitu penafsiran cacat yang berdasarkan "teks" atau disebut dakhîl an-naql.

Di masa ini, ada banyak kitab tafsir yang telah ditulis oleh para ulama. Untuk bisa mengenali mana saja penafsiran al-Quran yang orisinil dan tidak, maka kita perlu belajar ilmu dakhîl fi tafsîr. Yang diawali dengan memahami 7 sumber penafsiran al-Quran yang orisinil dengan baik. (Omair)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |