3 hours ago
6
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perundungan di kalangan Generasi Z kian menjadi perhatian seiring meningkatnya tekanan sosial dan persoalan kesehatan mental di era digital. Fenomena ini dinilai berdampak jangka panjang terhadap kepercayaan diri dan kesejahteraan psikologis anak muda.
Studi Journal of Affective Disorders 2025 mencatat bullying, baik fisik, verbal, maupun siber, berkaitan dengan kecemasan, depresi, hingga ide bunuh diri. Secara global, satu dari empat anak tercatat pernah mengalami perundungan dengan dampak jangka panjang.
Merespons kondisi tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggelar “Gen Z Fest: The Next Wave of Digital Natives”. Kegiatan ini digelar secara luring di Jakarta, Kamis (18/12/2025), untuk mendorong kesadaran kolektif dan keterlibatan aktif Gen Z dalam pencegahan perundungan.
“Tugas negara, tugas pemerintah adalah memastikan bahwa hal-hal yang berkenaan dengan perundungan apapun alasannya, apapun sebabnya, mesti kita lawan,” ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji dalam siaran pers, Jumat (19/12/2025)
Generasi Z tumbuh di tengah arus informasi digital yang cepat dan terbuka. Kondisi ini menghadirkan peluang kreativitas sekaligus risiko perundungan di ruang fisik maupun digital, tekanan sosial, serta gangguan kesehatan mental.
Gen Z Fest digelar sebagai ruang dialog yang menggabungkan edukasi, hiburan, dan partisipasi anak muda. Kegiatan ini menghadirkan diskusi interaktif, pertunjukan musik, serta keterlibatan influencer dan content creator.
Pendekatan tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan anti-bullying dan kesehatan mental dengan bahasa yang dekat dengan keseharian Gen Z. Pemerintah berharap anak muda dapat berperan sebagai agen perubahan di lingkungan keluarga dan masyarakat.
“Anak muda yang hebat itu bukan anak muda yang banyak gaya, tapi anak muda yang banyak karya,” ujar Influencer Fajar “Sadboy” menjawab pers usai acara.
Upaya pencegahan perundungan dinilai membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Peran keluarga, komunitas, dan ruang digital menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi Gen Z.
