Ratusan Siswa Bermasalah Lulus Pendidikan Barak Militer, Dedi Mulyadi Pastikan Program Berlanjut

9 hours ago 3

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi memeluk sejumlah siswa peserta program pembinaan karakter dan bela negara yang orang tuanya tidak bisa hadir usai Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025). Sebanyak 273 anak-anak peserta program pendidikan karakter Gapura Pasca Waluya hasil binaan Dodik Bela Negara Lembang tampil menjadi petugas upacara Harkitnas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Sebanyak 273 siswa bermasalah yang menjalani pendidikan karakter Panca Waluya berbasis militer di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan Purwakarta dinyatakan lulus. Mereka, menjalani pendidikan semi militer ini sejak 1-20 Mei 2025, mereka diberikan beberapa materi soal bela negara dan lainnya.

Ratusan siswa tersebut, mengikuti upacara di Lapangan Gasibu untuk memperingati hari Kebangkitan Nasional. Kemudian, kini sudah diizinkan untuk kembali pulang dan menjalani pendidikan normal di sekolah masing-masing. Perpisahan para siswa-siswi ini digelar di Gedung Sate disaksikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta unsur Forkopimda.

Dedi mengatakan, lulusan angkatan pertama ini merupakan bukti bahwa Pemprov Jabar serius dalam menangani karakter para siswa bermasalah.

"Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat, pemimpin dengan rakyat, itu urusan rasa, bukan urusan-urusan administrasi kenegaraan. Jadi ini salah satu bukti bahwa banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab," ujar Dedi, Selasa (20/5/2025).

Menurut Dedi, program ini dipastikan akan tetap berlanjut untuk angkatan-angkatan berikutnya. Di mana nantinya para siswa bermasalah ini akan dididik di barak militer berdasarkan restu orang tua masing-masing.

"Ya berlanjut dong, ini program kan angkatan pertama setelah itu mereka melewati pendidikan nanti dua mingguan selama setahun ya, karena persiapan minat dan bakat kemudian setelah itu nanti ada angkatan baru," katanya.

Menurut Salah satu orang tua siswa asal Kota Sukabumi, Lilis, anaknya yang kelas 11 mengikuti pendidikan karakter ini berdasarkan arahan dari sekolah. Di mana saat itu sekolah membeberkan kondisi anaknya di sekolah.

"Di arahkan dari sekolah, ini aja suka bolos karena jarang ke sekolah gitu, karena malamnya suka main-main game gitu aja sih karena kurang disiplin aja jadi kelas 2 SMA terus proses sekolah jadi dialihkan," katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |