Ribuan Tentara Zionis Kena Mental, Puluhan Lainnya Bunuh Diri

5 hours ago 5
Selain banyak yang kena mental, ribuan tentara zionis tewas di Gaza.Selain banyak yang kena mental, ribuan tentara zionis tewas di Gaza.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, mengutip sumber-sumber militer, mengungkap bahwa jumlah tentara yang menerima perawatan penyakit mental sejak awal perang melebihi 9.000 orang.

Selain itu, media Israel melaporkan lonjakan tajam tentara Israel yang bunuh diri selepas ikut serta dalam agresi militer genosidal di Jalur Gaza. Setidaknya 42 tercatat secara resmi melakukan bunuh diri dan banyak lagi yang belum dilaporkan.

Surat kabar itu menambahkan bahwa tentara Israel menolak mengungkapkan jumlah tentara yang melakukan bunuh diri tahun ini, namun mengutip sumber yang mengatakan bahwa tujuh tentara telah melakukan bunuh diri sejak awal tahun. Alasannya, karena sengitnya perang yang berlangsung di Gaza.

Tercatat ada 35 tentara Israel telah melakukan bunuh diri sejak awal perang di Jalur Gaza hingga akhir tahun 2024. Ini peningkatan signifikan dalam jumlah kasus bunuh diri sejak pengumuman terakhir mengenai hal tersebut oleh Radio Tentara Israel pada awal Januari 2025.

Surat kabar tersebut juga melaporkan, dengan mengutip sumber, bahwa tentara Israel telah menguburkan banyak tentara yang melakukan bunuh diri sejak awal perang tanpa pemakaman atau pengumuman militer.

Pada awal Januari 2025, Radio Tentara Israel melaporkan bahwa 28 tentara Israel melakukan bunuh diri sejak dimulainya perang di Jalur Gaza, termasuk 16 tentara cadangan.

Menurut sumber surat kabar tersebut, tentara Israel merekrut tentara yang menderita trauma dan penyakit mental ke dalam cadangan, bahkan ketika mereka sedang menjalani perawatan. Mereka juga merekrut tentara yang diberhentikan dari dinas karena penyakit mental.

Komandan militer mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka terpaksa merekrut individu dengan kondisi kesehatan mental yang tidak normal karena kurangnya komitmen tentara IDF untuk berperang. Dia menjelaskan bahwa mereka takut memeriksa kondisi orang-orang yang menderita penyakit mental untuk memastikan IDF tak kehabisan tentara..

Pejabat militer itu menambahkan bahwa ribuan tentara cadangan di Gaza bergabung dengan tentara karena penyakit psikologis, dan mereka direkrut meskipun ada konfirmasi bahwa kondisi psikologis mereka tidak normal. “Kami bertarung dengan apa pun yang tersedia,” katanya.

Pada November silam, Yedioth Ahronoth melaporkan, mengutip Kantor Reintegrasi Kementerian Pertahanan Israel, bahwa sekitar 5.200 tentara Israel, atau 43 persen dari korban luka yang dirawat di pusat rehabilitasi, menderita gangguan stres pascatrauma.

Diperkirakan sekitar 100.000 orang akan dirawat, setidaknya setengah dari mereka akan menderita PTSD, pada tahun 2030.

Ia menyampaikan menurut berbagai perkiraan di militer Israel, sekitar 15 persen pejuang reguler yang meninggalkan Gaza dan menerima perawatan kesehatan mental tidak dapat kembali berperang karena kesulitan yang mereka hadapi.

Ia juga mengatakan ribuan tentara mencari perlindungan di klinik khusus yang didirikan oleh tentara, dan sepertiga dari mereka yang diakui sebagai penyandang disabilitas menderita gangguan stres pasca-trauma.

Ribuan Tentara Zionis Tewas

Sebuah laporan di Channel 12 Israel, mengutip Zamir, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, mengatakan bahwa 5.942 keluarga Israel baru bergabung dalam daftar ’keluarga yang berduka’ selama 2024. Adapun lebih dari 15 ribu orang yang terluka telah terserap ke dalam sistem rehabilitasi.

Merujuk konsekuensi dari pertempuran yang berlangsung, Zamir menyerukan perlunya memperhatikan keluarga korban yang terluka dan tewas, dengan mengatakan, “Kita harus memastikan bahwa mereka menerima dukungan dan bantuan yang sesuai," katanya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (4/2/2025).

Menurut Azzam Abu al-Adas, pakar urusan Israel, istilah "daftar keluarga yang berduka" digunakan dalam literatur tentara pendudukan sebagai istilah yang menunjukkan jumlah keluarga yang anggota militernya dipastikan terbunuh selama perang.

Abu al-Adas mengatakan kepada Aljazirah Net bahwa istilah "bergabung dengan lingkaran keluarga yang berduka" yang digunakan dalam pernyataan Zamir berarti keluarga tentara yang terbunuh di militer, bukan warga sipil, karena ada lingkaran untuk tentara yang terbunuh dengan nama "keluarga yang berduka".

Informasi ini sebagai data terbaru mengenai jumlah korban jiwa tentara dalam perang, sementara statistik sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah korban tewas sejak Operasi Badai Al-Aqsa hanya 1.800 orang, termasuk sekitar 400 tentara yang ikut dalam operasi darat di Gaza.

Abu al-Adas menunjukkan bahwa pengungkapan angka ini oleh Zamir mungkin disebabkan oleh bocornya informasi ini kepada pers, dan ia ingin memblokirnya. Terutama karena ada preseden untuk kebocoran semacam itu di masa lalu.

Republika

Read Entire Article
Politics | | | |