Ribuan Umat Islam Laksanakan Sholat Idul Adha di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

15 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekitar 5.000 umat Islam yang berasal dari dalam dan luar Yogyakarta memadati Alun-Alun Kidul (Alkid) untuk melaksanakan Sholat Idul Adha, Jumat (6/6/2025). Dari pantauan Republika di lokasi, sejak pukul 06.00 WIB, sudah banyak masyarakat yang berdatangan memenuhi area tersebut. 

Rata-rata datang bersama keluarga besar dan kerabat untuk merayakan hari besar keagamaan ini dengan khidmat. Sholat Idul Adha dipimpin oleh Imam dan Khatib, H. Mardjoko Idris. Dalam khutbahnya, ia mengingatkan tentang makna pengorbanan, pentingnya ketauhidan, dan bahaya kesombongan serta mentalitas instan dalam kehidupan.

"Kalimat takbir akan terus menggema hingga tanggal 13 Dzulhijjah yaitu hari Tasyrik, artinya kebesaran dan kemuliaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu tidak selayaknya kita menyombongkan diri, apalagi kesombongan tersebut terhadap Allah SWT," kata Dr Marjoko dalam khutbahnya, Jumat (6/6/2025).

Mardjoko juga mengajak jamaah untuk merenungi kembali nilai-nilai perjuangan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang menjadi inti perayaan Idul Adha tersebut.

"Pagi hari ini, titik fokus perhatian umat Islam di seluruh dunia tertuju kepada perbuatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Nabi Ibrahim berjuang untuk menjadikan agama tauhid, agama yang hanif, agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan universal sebagai pedoman hidup bagi umat manusia," ucap dia.

Tak hanya mengulas dari sisi spiritual, Mardjoko juga menyinggung kondisi sosial masyarakat modern yang kerap tergoda untuk menggapai kekayaan secara instan. Dalam hal ini ia menyoroti perilaku korupsi yang menjadi salah satu persoalan negara di mana banyak orang menggunakan cara itu untuk meraih kekayaan secara instan.

Berangkat dari ini, Mardjoko mengajak para jamaah yang hadir untuk melakukan introspeksi diri dan melihat bagaimana nilai-nilai kurban diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Bangsa dan negara lain yang tergolong sebagai negara maju dan kaya, kemajuan dan kekayaan itu tidaklah diraih seketika. Melainkan melalui perjuangan dan proses yang panjang. Akan tetapi dalam kehidupan saat ini banyak orang yang tidak memahami prinsip kerja keras tersebut. Mereka ingin cepat kaya secara instan, kerja sekali tapi cepat kaya. Oleh karena itu mereka melakukan korupsi, manipulasi dan praktik-praktik kehidupan yang tidak dibenarkan," ujarnya.

Menurutnya, Idul Adha adalah momentum tepat untuk kembali kepada nilai-nilai ketakwaan, kejujuran, dan kepedulian sosial. Ia mengajak umat Islam untuk menjadikan momen kurban sebagai pengingat bahwa kedekatan kepada Allah juga harus diwujudkan melalui perilaku jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

“Berkurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih sifat-sifat buruk dalam diri kita,” ungkapnya.

Isu pelarangan sholat Idul Adha di Alun-Alun Kidul

Sebelumnya, kekhawatiran sebagian masyarakat mengenai kemungkinan pelarangan sholat Idul Adha di Alun-Alun Kidul Yogyakarta akhirnya terjawab. Keraton Yogyakarta melalui Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, GKR Condrokirono, memastikan bahwa pelaksanaan sholat Idul Adha 2025 tetap diizinkan di kawasan tersebut.

Kepastian ini tertuang dalam surat resmi nomor 00388/KHPP/Dulkangidah. V/JE.1958.2025 yang ditandatangani langsung oleh GKR Condrokirono. Surat tersebut merupakan balasan atas permohonan dari Ketua Ill PHBI Kemantren Kraton, sebagaimana tercantum dalam surat nomor 09/Sek/PHBI/V/2025 tertanggal 2 Mei 2025.

"Saya Gusti Kangjeng Ratu Condrokirono, selaku Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, memberi izin kegiatan Salat Ied Idul Adha, diatas di KgD. Alun-Alun Kidul Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (5/6/2025).

Pihak Keraton memberikan arahan teknis agar pelaksanaan ibadah berlangsung tertib. GKR Condrokirono meminta panitia penyelenggara berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Mantri Pamong Praja Kemantren Kraton, serta Lurah Kalurahan Patehan dan Panembahan.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menjaga suasana yang aman dan kondusif.

"Jaga keamanan, kebersihan lingkungan serta memohon izin ke Polsek setempat," ucap GKR Condrokirono.

Terkait kemungkinan penggunaan lokasi yang sama di tahun-tahun berikutnya, GKR Condrokirono menyebut bahwa saat ini belum ada rencana dari pihak Keraton untuk melakukan pelarangan. 

Ia menepis kabar tersebut dan menegaskan bahwa sejauh ini Keraton tidak pernah melarang pelaksanaan sholat Id di kawasan Alun-Alun Selatan.

Dengan kepastian ini, masyarakat di sekitar Kemantren Kraton dan jamaah dari berbagai wilayah dipastikan dapat melaksanakan sholat Id dengan khusyuk di salah satu tempat ikonik Yogyakarta tersebut.

"Belum ada pemikiran kalau tahun depan tidak diperbolehkan. Tahun ini kita sudah mengeluarkan izin," kata GKR Condrokirono.

Sebelumnya, kabar terkait Alun-alun Kidul (Alkid) yang tidak akan lagi digunakan sebagai lokasi sholat Idul Fitri dan Idul Adha ini mencuat melalui unggahan salah satu akun di jagat media sosial Facebook. Akun tersebut menyebutkan bahwa pelaksanaan sholat Idul Adha 1446 H pada Jumat (6/6/2025) hari ini, akan menjadi yang terakhir kalinya di Alkid.

Namun sayangnya, unggahan tersebut kini telah dihapus. Akan tetapi kabar ini memicu perhatian publik pasalnya Alkid selama ini menjadi salah satu titik ikonik penyelenggaraan sholat Id berjamaah di Kota Yogyakarta. Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pun sempat angkat bicara dan mengaku belum mengetahui rencana resmi penutupan Alkid sebagai lokasi sholat Id itu.

Yang bertanggungjawab atas pengelolaan Alkid itu, kata Sultan HB X, berada di bawah wewenang putri pertamanya, GKR Mangkubumi yang menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa.

Read Entire Article
Politics | | | |