RUPTL Baru PLN Targetkan 52,9 GW Energi Terbarukan

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, BRASIL — PT PLN (Persero) menyatakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 lebih hijau dibandingkan dokumen sebelumnya, dengan peningkatan signifikan kapasitas energi terbarukan yang masuk sistem kelistrikan nasional. Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, dalam sesi CEO Talk di COP30, Belém, Brasil, pekan ini.

Penyusunan RUPTL terbaru disebut menjadi langkah strategis untuk mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan melalui integrasi energi bersih, penguatan jaringan, dan pengembangan skema pembiayaan karbon. PLN menyebut kapasitas pembangkit EBT yang direncanakan melonjak dari sekitar 21 gigawatt dalam RUPTL sebelumnya menjadi 52,9 gigawatt sepanjang 2025–2034.

“Jika dalam RUPTL sebelumnya kami hanya akan membangun sekitar 21 gigawatt energi terbarukan, kini kapasitas tersebut meningkat menjadi sekitar 52,9 gigawatt selama periode 2025–2034,” ujar Haryadi.

PLN menilai upaya dekarbonisasi tidak hanya bergantung pada pembangunan pembangkit baru, tetapi juga penurunan emisi dari fasilitas eksisting melalui mekanisme perdagangan emisi.

Pendekatan ini diharapkan memperkuat nilai ekonomi hijau dan meningkatkan minat investasi berbasis keberlanjutan. Perusahaan juga menyiapkan skema pembiayaan karbon agar pendanaan transisi energi dapat terpenuhi tanpa mengganggu keterjangkauan tarif listrik.

Pengembangan Smart Grid, sistem penyimpanan energi, jaringan transmisi hijau antarwilayah, dan pembangkit fleksibel berbasis gas serta hidro menjadi bagian dari strategi memperbesar integrasi energi terbarukan.

Melalui pendekatan Complementing Renewable Expansion, PLN menargetkan porsi energi hijau bisa menembus lebih dari 75 persen dalam satu dekade, seiring peningkatan kesiapan sistem pendukung.

Haryadi menambahkan ekspansi energi terbarukan berpeluang menghasilkan sertifikat pengurangan emisi hingga 250 juta ton. Potensi tersebut dinilai dapat memperkuat ekonomi hijau nasional sekaligus menciptakan nilai tambah bagi negara dan investor. PLN juga memperluas kemitraan internasional untuk memanfaatkan pendanaan iklim dan memastikan penerapan pasar karbon berintegritas tinggi.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan RUPTL berfungsi sebagai instrumen untuk mempercepat transisi energi, bukan sekadar dokumen perencanaan. “Dengan memprioritaskan energi terbarukan, PLN berkomitmen menjadikan sistem kelistrikan nasional lebih bersih, inklusif, dan berkelanjutan. Kami yakin, lewat sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan, target-target transisi energi yang ambisius dapat diwujudkan secara nyata dan tepat waktu,” tuturnya.

PLN menyebut arah kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo mengenai pengembangan energi hijau, termasuk waste to energy dan nilai ekonomi karbon. Perusahaan menilai langkah tersebut dapat memperkuat dekarbonisasi, menekan emisi gas rumah kaca, serta membuka peluang penciptaan lapangan kerja hijau di berbagai wilayah.

Read Entire Article
Politics | | | |