Satgas Pangan Telusuri Produsen Minyak Goreng Naikkan Harga di Atas HET

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Pangan turun menelusuri produsen minyak goreng yang diduga menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan penelusuran dilakukan hingga ke tingkat pabrik setelah pemerintah menemukan indikasi pelanggaran di sisi hulu.

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan dan jajaran terkait berupaya memastikan stabilitas harga komoditas yang telah ditetapkan HET, khususnya minyak goreng. Pemerintah menilai langkah tersebut penting untuk melindungi masyarakat pada periode hari besar, ketika pasokan nasional berada dalam kondisi surplus.

“Kemarin kami dapatkan ada dua perusahaan yang menaikkan harga. Kami periksa di hulu dan harganya di atas HET. Sehingga kami minta dilacak sampai produsennya dan diperiksa,” kata Amran saat memberikan keterangan pers di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (22/12/2025).

Ia menegaskan penindakan tidak lagi sebatas imbauan. Satgas Pangan telah diminta bergerak cepat melakukan pemeriksaan lapangan serta menindak tegas pelaku usaha yang memainkan harga, khususnya pada komoditas minyak goreng yang telah memiliki ketentuan harga resmi.

Pemerintah juga menyiapkan sanksi hukum bagi pelanggar HET. Penindakan diarahkan langsung kepada produsen yang memanfaatkan momentum Nataru, bukan pedagang kecil di tingkat eceran.

“Dan sanksinya kalau terbukti, itu pidana dan pencabutan izin,” ujar Amran.

Dalam pemeriksaan awal, Kementan menemukan harga minyak goreng dijual jauh melampaui ketentuan. Kondisi tersebut dinilai tidak memiliki dasar ekonomi, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen minyak goreng terbesar di dunia dengan pasokan yang melimpah.

“Rp 18 ribu. Belinya harusnya Rp 15.700, dijual Rp 18 ribu. Itu enggak boleh. Enggak ada alasan,” ucap Amran.

Amran juga menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kenaikan harga cabai dan bawang. Ia menilai fluktuasi harga cabai masih wajar akibat faktor cuaca dan bencana alam. Hal tersebut berbeda dengan komoditas beras, minyak goreng, ayam, dan telur yang berada dalam kondisi surplus serta telah memiliki HET.

Pemerintah memastikan stok pangan nasional aman hingga memasuki Ramadan tahun depan, dengan stok akhir beras Bulog diperkirakan mencapai 3,53 juta ton. Pengawasan Satgas Pangan akan terus dilakukan untuk memastikan rantai pasok berjalan wajar dan produsen tidak memanfaatkan momentum hari besar keagamaan untuk menaikkan harga.

Read Entire Article
Politics | | | |