Sembilan Armada Global Sumud Flotilla Nyalakan Tanda Bahaya Usai Diserang 15 Drone

2 hours ago 2

Bendera Palestina dipasang di tiang kapal saat akan melakukan pelayaran bersama Global Sumud Flotilla menuju Gaza di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA — Sembilan armada Global Sumud Flotilla yang mengarungi Laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza, dalam status keadaan berbahaya. Status darurat itu setelah penyerangan 15 drone yang menyasar kapal-kapal kemanusian itu saat memasuki perairan internasional di dekat Yunani, pada Rabu (24/9/2025) dini hari.

Namun demikian, seluruh partisipan 45 negara yang ambil bagian dalam pelayaran akbar tersebut dalam kondisi selamat dan tetap bertekad melanjutkan pelayaran ke Gaza. Mengacu situs pemantauan pelayaran Global Sumud Flotilla, Rabu (24/9/2025) Flotilla Tracker mendeteksi ada 52 kapal kemanusian yang saat ini berlayar di Laut Mediterania menuju Gaza.

Dari laman tersebut, tercatat 37 kapal di antaranya yang berada di perairan internasional di dekat Pulau Heraklion, Yunani. Dan mengacu situs pemantauan lainnya, Magim Mapim Flotilla dari 37 kapal yang berada di etape paling depan itu sembilan kapal dalam status menyalakan alarm dalam keadaan darurat.

Magic Mapim menginformasikan sembilan armada tersebut di antaranya, Kapal Ohwayla, Kapal Otoria, Kapal Taigete, Kapal Maria Cristina, Kapal Yulara dan Kapal Alma. Lalu Kapal Selvaggia, Kapal Morgana, dan Kapal Zefiro. Salah-satu aktivis yang berada dalam kapal-kapal tersebut, Jasmine Acar mengabarkan pada Rabu (24/9/2025) dini hari serangan 15 drone itu menargetkan armada-armada kemanusian dengan melemparkan benda yang berbahan peledak.

Aktivis lainnya Thiago Avila melalui media sosialnya juga mengabarkan serangan 15 drone itu melepaskan bahan peledak yang memunculkan sedikitnya 11 ledakan. Sementara itu, tiga relawan Indonesia yang turut serta pelayaran Global Sumud Flotilla masih tertahan di perairan Malta-Italia.

Relawan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) Wanda Hamidah sudah empat hari tertahan di Pelabuhan Porto Pallo lantaran Kapal Keiser yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Sedangkan satu relawan Aqso Working Grup (AWG) Muhammad Faturrahman juga tertahan di Pelabuhan Porto Dipozzalo karena Kapal Kamar yang membawanya juga mengalami kerusakan. Adapun Ketua IGPC Muhammad Husein juga mengabarkan Kapal Observer yang membawanya masih berada di Marzememi di Perairan Sisilia, Italia.

Read Entire Article
Politics | | | |