Setop Multitasking! Kebiasaan Ini Justru Diam-Diam Gerogoti Produktivitasmu

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital serbacepat, rentang perhatian Anda menjadi semakin pendek. Dengan kepuasan instan melalui scroll di media sosial, otak terus-menerus dibombardir oleh gangguan digital, bahkan sesesaat setelah bangun tidur. Akibatnya, satu kebiasaan buruk telah mengakar kuat yaitu multitasking.

Kebiasaan tersebut dinilai merusak produktivitas. Melompat dengan cepat dari satu tugas ke tugas lain sekilas mungkin terasa produktif, dan ini adalah kebiasaan yang dengan mudah kita lakukan tanpa sadar. Namun, penelitian menunjukkan justru sebaliknya. Berbagai studi telah menemukan bahwa multitasking menyebabkan lebih banyak kesalahan, pemborosan waktu, serta peningkatan stres mental dan fisik.

Faktanya, dari sudut pandang psikologis, multitasking sebenarnya tidak benar-benar ada. Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah yang disebut dengan task switching yaitu mengalihkan fokus dengan cepat dari satu hal ke hal lain. "Setiap kali Anda melakukan peralihan itu, Anda membayar ‘pajak’ baik pada waktu maupun energi,” ujar seorang ahli saraf kognitif di UC Berkeley dr Sahar Yousef dikutip dari laman Best Life pada Rabu (23/4/2025).

Dalam sebuah podcast American Psychological Association, profesor di University of California Irvine, Gloria Mark, mengatakan rentang perhatian individu telah menurun drastis. Pada awal tahun 2000-an, kita dapat tetap fokus pada layar rata-rata selama dua setengah menit. Dalam lima tahun terakhir, angka ini telah anjlok menjadi hanya 47 detik, dan terus menurun.

Mark juga merujuk pada William James, seorang pionir psikologi, yang pernah berkata, “Kita semua tahu apa itu perhatian. Itu adalah saat pikiran kita benar-benar tertuju pada satu hal atau satu rangkaian ide, bukan pada hal-hal lain yang mungkin muncul bersamaan”. Dengan demikian, multitasking adalah kebalikan dari perhatian.

Lantas, bagaimana cara melepaskan diri dari jebakan multitasking? Berikut adalah beberapa strategi terbukti berdasarkan penelitian tentang produktivitas:

1. Fokus pada satu hal dalam satu waktu

Hilangkan gangguan. Tutup tab peramban tambahan atau gunakan jendela baru. Jika Anda membersihkan rumah, fokuslah pada satu tugas seperti menyedot debu, sebelum beralih ke tugas berikutnya. Jika Anda sedang dalam percakapan, berikan perhatian penuh Anda kepada orang tersebut. Pastikan Anda juga fokus pada hal yang benar.

2. Istirahat secara teratur

Anda akan memiliki lebih banyak energi dan fokus ketika memberi otak waktu untuk mengisi ulang. Selama istirahat itu, benar-benar beristirahatlah. Jangan mencoba menyelipkan tugas lain. 

3. Blokir waktu di kalender Anda

Gunakan time-blocking untuk melindungi fokus Anda. Baik itu untuk satu tugas, istirahat, atau tugas harian tak terduga, membuat ruang di kalender Anda membantu mencegah kekacauan multitasking.

4. Coba metode Pomodoro

Metode ini memadukan pekerjaan yang fokus dan istirahat pendek. Bekerja dalam interval 25–50 menit, lalu istirahat 5–10 menit sebelum memulai tugas berikutnya. Ini adalah cara yang didukung oleh sains untuk tetap produktif tanpa burnout, sebagaimana dicatat oleh University of Minnesota. Sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa istirahat sistematis memiliki manfaat suasana hati dan efisiensi dibandingkan dengan istirahat yang diatur sendiri.

5. Hilangkan segala gangguan

Lingkungan memainkan peran besar dalam kemampuan Anda untuk tetap fokus pada tugas. Matikan notifikasi, buat ruang kerja yang tenang, dan tetapkan batasan untuk meminimalkan gangguan. Sebuah studi menemukan bahwa dampak pekerjaan yang terganggu dapat sangat merusak dalam hal peningkatan stres.

Read Entire Article
Politics | | | |