Tolak Pemotongan 10%, Oraski Usulkan Opsi untuk Kesejahteraan Driver Online

11 hours ago 8

loading...

Pengemudi ojol dari URC Bergerak berunjuk rasa di Jakarta, Kamis (17/7/2025). Mereka menolak wacana pemotongan komisi 10% dan menuntut adanya payung hukum yang mengatur tentang perlindungan ojol. Foto/SindoNews/Arif Julianto

JAKARTA - Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski) mendukung setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan driver online . Namun Oraski tidak menyetujui usulan DPR terkait pembatasan potongan aplikasi maksimal 10% karena hal tersebut akan berdampak buruk bagi ekosistem transportasi online yang selama ini telah berjalan dengan baik.

Ketua Umum Oraski Fahmi Maharaja memandang pemotongan biaya aplikasi merupakan ranah bisnis ke bisnis (B2B) antara aplikator dan mitranya. Pemerintah sebagai regulator seharusnya tidak masuk terlalu jauh ke dalam ruang tersebut.Baca juga:
Komunitas Ojol Anggap Potongan Komisi Sekarang Masih Wajar, Ini Alasannya

Demikian pernyataan resmi Fahmi Maharaja terkait dilangsungkannya rapat dengar pendapat (RDP) antara Kementerian Perhubungan ( Kemenhub ) dengan Komisi V DPR mengenai rencana pembuatan regulasi angkutan online. "Menurut kami apabila pemotongan biaya aplikasi ditekan, ini akan menjadi hal yang kontraproduktif karena dampak yang ditimbulkan ialah bukan berarti dapat menaikan pendapatan driver melainkan hanya berdampak kepada tarif ke penumpang yang akan semakin rendah," kata Fahmi dalam keterangannya, Senin (21/7/2025).

Menurut Fahmi, Oraski memandang solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan driver online adalah pemberian insentif pajak, subsidi kendaraan, dan edukasi berkelanjutan dari pemerintah. Misalnya penghapusan PPN dan PPh atas pembelian kendaraan operasional. Potongan pajak untuk pembelian suku cadang. Subsidi program edukasi dan pelatihan untuk driver.

Kemudian pendekatan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional. "Apabila pemerintah atau DPR tetap memaksakan intervensi pada regulasi tarif dan potongan yang bukan ranah kewenangannya, maka risiko keruntuhan seluruh ekosistem transportasi online sangat besar," tegasnya. Baca juga: Jelang Demo Ojol Jalan Medan Merdeka Selatan Ditutup Sementara

Oraski percaya keberlangsungan sektor transportasi online hanya bisa dijaga melalui dialog yang sehat, regulasi yang proporsional, serta keterlibatan nyata dari parpelaku utamanya yakni mitra pengemudi sendiri. "Kami akan terus berada di jalur perjuangan yang rasional dan solutif, tanpa perlu terjebak dalam dinamika politik sesaat yang justru dapat merusak ekosistem yang telah kita bangun bersama,” tuturnya.

(poe)

Read Entire Article
Politics | | | |