Peresmian Bulan Literasi PBK 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume transaksi perdagangan berjangka komoditi (PBK) di Indonesia mencapai 5,5 juta lot sepanjang Januari hingga Juli 2025. Capaian ini menegaskan peran sektor PBK yang terus berkembang, seiring upaya regulator dan pelaku industri memperkuat literasi publik.
Untuk memperkuat literasi terkait PBK, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Bappebti dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi (Aspebtindo) menggelar Bulan Literasi PBK 2025 yang resmi dibuka pada Kamis (18/9/2025). Acara dibuka secara virtual oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso yang menekankan pentingnya literasi PBK sebagai bekal generasi muda menghadapi dinamika perdagangan global.
Direktur Utama PT KBI Budi Susanto menyebut capaian transaksi 5,5 juta lot menjadi bukti industri PBK tetap diminati. Ia menegaskan literasi publik sangat penting agar partisipasi masyarakat tidak hanya mengejar peluang keuntungan, tetapi juga memahami risiko.
“Literasi yang kuat mengenai PBK merupakan fondasi penting bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aman,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (24/9/2025).
Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya berharap Bulan Literasi PBK mampu meningkatkan pemahaman masyarakat. “Melalui kegiatan ini, literasi masyarakat diharapkan makin meningkat sehingga mampu memahami peluang sekaligus risiko PBK,” kata Tirta.
Ketua Umum Aspebtindo, Zulfan Syaiful Bahri, menambahkan bahwa literasi PBK perlu menjangkau lebih luas hingga ke daerah. “Bulan Literasi PBK memiliki sasaran meningkatkan pemahaman masyarakat terkait mekanisme industri PBK secara baik dan benar, serta menyeluruh hingga ke pelosok Indonesia,” ujarnya.
Acara juga diwarnai dengan penandatanganan kerja sama antara Kementerian Perdagangan dan Universitas Indonesia terkait Tridharma Perguruan Tinggi, serta perjanjian Bappebti dengan FEB UI mengenai edukasi PBK, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas.
Rektor UI Heri Hermansyah menilai kegiatan ini penting untuk membangun generasi yang melek instrumen perdagangan modern. Dari kalangan mahasiswa, Mita Sihotang dari FEB UI mengaku mendapat pemahaman baru. “PBK ternyata cukup menarik. Sebagai generasi muda, kita bisa mempertimbangkannya sebagai salah satu instrumen investasi di masa depan,” katanya.