Petugas medis memeriksa kandungan seorang ibu hamil (ilustrasi). Menurut dokter, istilah rahim copot tidak dikenal dalam dunia medis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial diramaikan oleh cerita mengenai seorang ibu yang mengalami rahim copot setelah melahirkan dengan bantuan paraji atau dukun beranak. Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Prita Kusumaningsih, menegaskan bahwa istilah tersebut tidak dikenal dalam dunia medis.
"Istilah rahim copot memang tidak dikenal dalam dunia medis. Tapi mungkin istilah itu dipakai hanya untuk menjelaskan dengan bahasa awam yang mudah dimengerti," kata dr Prita saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/11/2025).
la menjelaskan rahim secara anatomi berada di dalam rongga panggul dan ditopang oleh sejumlah ligamen yang menjaga posisinya tetap stabil. Ligamen tersebut bekerja dari berbagai arah untuk memastikan rahim tidak bergeser, bahkan ketika menampung janin dengan berat tiga hingga empat kilogram. Karena itu menurutnya, tidak ada istilah medis yang menyebut rahim dapat "copot".
"Memang ada istilah rahim turun, itu ada namanya prolaps uteri. Itu terjadi apabila ligamen penyangga mengalami kelemahan, sehingga rahim turun ke dalam vagina. Tapi prolaps uteri tidak menyebabkan rahim keluar atau terlepas, melainkan hanya turun dari posisi normalnya," kata dr Prita.
Dokter Prita menduga kasus yang viral tersebut justru mengarah pada kondisi yang jauh lebih berbahaya yaitu inversio uteri. Ini merupakan komplikasi persalinan yang serius dan jarang terjadi, di mana rahim (uterus) terbalik sebagian atau seluruhnya dan menonjol ke dalam vagina atau keluar dari tubuh.
la menjelaskan inversio uteri dapat terjadi salah satunya akibat upaya menarik tali pusar terlalu kuat sebelum plasenta terlepas. Kondisi rahim terbalik juga bisa terjadi saat pasien mengalami plasenta akreta yang tidak ditangani dengan tepat.
Plasenta akreta merupakan kondisi di mana jaringan plasenta menempel terlalu dalam dan kuat pada dinding rahim, sehingga tidak bisa terlepas secara normal setelah bayi lahir. Bila kemudian plasenta ditarik paksa, bagian dalam rahim dapat ikut tertarik keluar hingga membuat rahim terbalik.
"Inversio uteri itu termasuk kondisi gawat. Rahimnya terbalik dan bagian dalamnya keluar. Perdarahannya bisa sangat banyak, jadi perlu diwaspadai," kata dr Prita.

3 hours ago
2








































