Viral Konten ‘Tung Tung Tung Sahur’, Benarkah Berdampak Negatif pada Anak?

8 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konten Italian Brairot atau meme anomali tengah viral di media sosial. Anomali merupakan penggabungan antara hewan dengan benda mati, hewan dengan manusia, dan manusia dengan benda mati. Contoh dari konten ini adalah tung tung tung sahur dan ballerina capuccina.

Merespons fenomena ini, Psikolog dari Universitas Airlangga, dr Nur Ainy Fardana Nawangsari, mengatakan bahwa konsumsi konten digital yang tidak bermakna dan berkualitas rendah dapat berdampak pada perkembangan anak. Selain itu, bentuk aneh dari konten anomali tidak memberikan informasi yang realistis dan tidak mendidik. Hal ini dapat berdampak pada anak, baik dari segi psikologis, kognitif, maupun sosial.

“Konten anomali ini mungkin menarik secara visual bagi anak. Tapi berbeda dengan kartun, konten anomali yang tidak memberikan informasi realistis dan mendidik, bisa berdampak negatif terhadap perkembangan anak,” kata Nur Ainy dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (7/6/2025).

Dalam tahap perkembangan, konten anomali dapat mengganggu proses pemahaman dan cara memahami realitas. Menurutnya, konsumsi konten ini menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan berpikir realistis dengan situasi sekitar. Konten tersebut juga dapat menghambat kemampuan penalaran anak.

"Memang masa kanak-kanak itu sedang di tahap mengembangkan imajinasi, tetapi mereka harus mulai belajar hal-hal yang bersifat konkret operasional untuk mengenali dunia nyata sekitarnya. Kalau yang mereka dapatkan adalah konten yang tidak mendidik, tentu saja akan mengganggu proses pemahaman dan proses kognisinya," kata Nur Ainy.

Secara psikologis, lanjut dia, konsumsi konten anomali juga dapat menyebabkan gangguan serius pada anak. Anak yang terpapar konten ini secara intensif dan dengan frekuensi tinggi dapat mengalami kecanduan.

“Akibatnya, anak mengalami kondisi susah fokus dan daya ingatnya terganggu. Kondisi ini berdampak secara fisik karena mengakibatkan gangguan tidur, mata lelah, dan nyeri leher,” kata dia.

Kondisi kecanduan juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial anak karena berkurangnya interaksi nyata. Ia memberikan rekomendasi para orang tua untuk mencegah dampak konsumsi konten anomali. Menurutnya, perlu kesadaran kritis terhadap tontonan yang anak konsumsi di dunia maya.

"Untuk para orang tua, batasi screen time anak, sehingga banyak menghabiskan waktu dengan kehidupan nyata dan relasi sosial. Kemudian, dampingi dan pilihkan konten berkualitas dan berikan pemahaman terhadap anak mengenai konten yang baik," ujar Nur Ainy.

Read Entire Article
Politics | | | |