REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Risiko penyakit menular akibat gigitan nyamuk seperti malaria meningkat pada musim pancaroba. Perubahan cuaca yang tidak menentu, genangan air sisa hujan, dan menurunnya kewaspadaan masyarakat menjadi kombinasi yang ideal bagi berkembangnya vektor penyakit tersebut.
Menurut konsultan penyakit infeksi di Fortis Hospital, dr Neha Rastogi, lonjakan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan dan perilaku masyarakat saat peralihan musim. Berikut ini delapan faktor risiko penularan malaria selama pancaroba seperti dilansir laman Hindustan Times, Kamis (12/6/2025):
1. Penyimpanan air tidak tepat
Di banyak rumah tangga, air disimpan dalam ember atau drum. Jika tidak ditutup rapat, tempat ini akan menjadi tempat ideal nyamuk Anopheles (pembawa malaria) untuk berkembang biak.
2. Genangan air sisa hujan
Hujan ringan pada musim pancaroba sering menyisakan genangan di jalan berlubang, proyek bangunan, atau saluran air tersumbat. Tempat-tempat ini ideal untuk perkembangbiakan nyamuk.
3. Cuaca mendukung perkembangbiakan nyamuk
Suhu hangat dan kelembapan tinggi mempercepat siklus hidup nyamuk dan mempercepat penularan malaria.
4. Sampah dan lingkungan tak terurus
Tumpukan sampah, kaleng bekas, atau botol plastik yang menampung air menjadi habitat nyamuk jika tak segera dibersihkan.
5. Peningkatan aktivitas luar ruangan saat sore
Menjelang musim kemarau, banyak orang beraktivitas di luar rumah saat sore dan malam hari, padahal itu adalah waktu nyamuk paling aktif.
6. Kurangnya penggunaan perlindungan pribadi
Pada saat hendak istirahat malam, banyak orang sering kali tidak nyaman untuk menggunakan kelambu atau pakaian panjang. Hal ini membuka peluang nyamuk untuk menggigit saat sedang tidur.
7. Bepergian ke daerah berisiko tinggi
Libur sekolah atau weekend panjang sering dimanfaatkan untuk bepergian ke daerah pedesaan atau wilayah dengan tingkat malaria tinggi. Tanpa perlindungan memadai dapat meningkatkan risiko tertular malaria.
8. Kelompok rentan lebih mudah terinfeksi
Anak-anak, ibu hamil, dan lansia memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dan lebih berisiko mengalami komplikasi bila terinfeksi malaria.