AHF Indonesia Serukan Kesetaraan pada Peringatan Hari Kesehatan Menstruasi

15 hours ago 11

AHF menyemarakkan hari menstruasi dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia memperingati Hari Kesehatan Menstruasi bersama siswa SMPN 141 Jakarta, untuk mengatasi stigma, tabu, budaya dan kurangnya akses terhadap kebersihan menstruasi yang merendahkan martabat serta meningkatkan risiko HIV di kalangan perempuan dan anak perempuan yang mengalami menstruasi.

Hari Kesehatan Menstruasi diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Mei. Secara global, perempuan dan anak perempuan—terutama di wilayah seperti Afrika Sub-Sahara—menghadapi beban HIV yang tidak proporsional. Kurangnya akses terhadap pembalut memaksa banyak dari mereka untuk absen dari sekolah, yang meningkatkan kemungkinan putus sekolah.

Asep Eka Nur Hidayat, Country Program Manager AHF Indonesia mengatakan, hal ini seringkali berujung pada meningkatnya praktik seks transaksional atau lintas generasi, yang membatasi kemampuan mereka untuk bernegosiasi dalam hubungan seksual yang aman, sehingga meningkatkan risiko penularan HIV.

“Peringatan Hari Kesehatan Menstruasi oleh AHF di seluruh dunia merupakan bagian dari upaya pencegahan strategis yang lebih luas untuk menyoroti keterkaitan antara kesehatan menstruasi dan HIV, mendorong ketersediaan serta aksesibilitas produk menstruasi, serta mengintegrasikan informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi— untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan yang mengalami menstruasi memiliki akses terhadap pembalut, tes HIV, dan layanan perawatan penting lainnya,” ucapnya.

Asep menyatakan, hari Kesehatan menstruasi bukannya selebrasi tahunan semata dan diperingati di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, khususnya untuk remaja perempuan dan perempuan.

“Acara ini juga adalah upaya meningkatkan pengetahuan remaja perempuan Indonesia mengenai manajemen menstruasi yang baik, pengetahuan kesehatan reproduksi, peningkatan kebersihan menstruasi, serta meyakinkan para remaja perempuan untuk tetap bersekolah dan beraktivitas, mengurangi stigma dan diskriminasi, serta memungkinkan mereka untuk berkembang selama masa menstruasi”, katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |