REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mimpi kerap menjadi inspirasi seseorang untuk berbuat banyak kebaikan. Khalifah Abbasiyah Almakmun pada abad kesembilan masehi misalkan sangat unik. Dalam tidurnya, dia memimpikan Aristoteles yang mengajarkan tentang ketuhanan.
Setelah bangun tidur, Almakmun tergugah semangatnya untuk mengembangkan Baitul Hikmah, sentra riset dan pengembangan terbaik di masa itu. Dia memberikan hadiah kepada ulama yang menulis buku. Proses pemilahan ilmu dan budaya Yunani ke Islam berlangsung. Ilmu optik, sains, dikaji dan disesuaikan dengan pandangan hidup Islam. Sedangkan ilmu yang mengandung mitologi ditinggalkan.
Dalam perkembangannya, orang merasakan kebahagiaan tersendiri saat memimpikan Nabi Muhammad SAW. Bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW merupakan nikmat yang tak terhingga. Para generasi salaf, dari sahabat dan tabiin, serta ulama, merupakan golongan yang kerap mendapatkan nikmat itu.
Sahabat Anas bin Malik, misalnya, mengaku hampir tiap malam mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Imam Jaluluddin as-Suyuthi, pengarang kitab tafsir al-Jalalain, bahkan mengaku melihat Rasulullah SAW tidak hanya dalam mimpi, tetapi juga dalam kondisi sadar. Pertemuannya dengan al-Musthafa di dunia nyata (di luar tidur) terhitung lebih dari 70 kali.
Dalam sebuah majelis ilmu di Pesantren Sunniyah Salafiyah Pasuruan Jawa Timur, ada seorang anak bertanya kepada Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf. "Ya Habib, terkait seseorang memimpikan Nabi (Muhammad), misalkan banyak orang alim mengalami itu, bahkan oleh sebagian orang, mimpi itu ditulis dan dikumpulkan menjadi buku. Pertanyaannya adalah, apakah perkataan nabi di dalam mimpi adalah hadits?"
Kemudian Habib Taufiq menjelaskan tentang apa itu mimpi. Bagaimana orang bisa memimpikan Nabi? memimpikan nabi itu berarti orang tersebut benar menyaksikan nabi Muhammad, karena setan tak bisa menyerupai wujud Nabi. "Man raanii fil manam faqad raanii haqqaa. Barang siapa yang melihatku di mimpinya maka dia benar telah melihatku," kata Habib Taufiq mengutip sebuah hadits Nabi.
"Nah kalau memimpikan nabi berbicara sesuatu, kemudian apakah pembicaraan nabi di mimpi itu jadi hadits? Dengarkan."