Apindo Dorong Pengusaha Cermati Efek Tarif Trump

1 day ago 12

Home > Logistik Sunday, 01 Jun 2025, 18:00 WIB

Ranah ekspor-impor dan logistik maritim jadi masalah yang perlu dicermati para pengamat pelayaran.

 Unsplash/Mika BaumeisterIlustrasi kapal kargo, tulang punggung logistik laut. Apindo mau pelaku usaha pelayaran cermati pembatalan tarif impor Trump. Sumber: Unsplash/Mika Baumeister

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut dengan kehati-hatian keputusan Mahkamah Perdagangan Internasional Amerika Serikat yang memblokir kebijakan tarif impor menyeluruh oleh Presiden Donald Trump. Meski dinilai sebagai sinyal positif, ketidakpastian hukum yang masih membayangi membuat pelaku usaha belum bisa mengambil langkah strategis terkait ekspor dan logistik ke pasar AS.

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menegaskan bahwa keputusan pengadilan tersebut belum menciptakan kepastian nyata di lapangan. “Saat ini masih menunggu hasil banding dari pemerintah AS. Sementara belum ada kejelasan hukum final, pelaku usaha belum dapat melakukan kalkulasi risiko dan peluang dengan akurat,” ungkapnya kepada Republika pada Jumat (30/5/2025).

Tarif dan Efek Domino pada Logistik Maritim

Putusan yang dikeluarkan pada 28 Mei 2025 menyebutkan bahwa penerapan bea masuk besar-besaran oleh Trump melampaui wewenangnya, karena urusan perdagangan luar negeri secara konstitusional adalah hak eksklusif Kongres. Pemerintah AS kini diminta merumuskan ulang kebijakan tarif dalam waktu 10 hari, mencakup tarif terhadap China, Kanada, Meksiko, dan hampir semua mitra dagang AS.

Dari perspektif logistik dan pelayaran internasional, kebijakan tarif seperti ini berpengaruh langsung terhadap volume ekspor, arus kontainer, dan jadwal pelayaran. Perusahaan logistik laut di Indonesia dapat terdampak dari perubahan frekuensi pengiriman dan penyesuaian biaya logistik akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.

Proteksionisme dan Tantangan Global

Shinta juga menggarisbawahi bahwa meskipun pengadilan mencabut tarif, intensi proteksionis dari pemerintahan Trump masih kuat. “Kami melihat potensi munculnya hambatan dagang lain yang bersifat non-tarif,” ujarnya. Bagi pelaku ekspor nasional, ini berarti tantangan ganda: volatilitas kebijakan serta tekanan efisiensi rantai pasok.

Apindo menyerukan perlunya koordinasi erat antara dunia usaha dan pemerintah dalam menghadapi dinamika perdagangan internasional ini. “Kita tidak bisa hanya bergantung pada pihak luar. Kita harus proaktif menyiapkan respons dan memperkuat daya saing logistik nasional,” pungkas Shinta.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |