Home > Lingkungan Monday, 21 Apr 2025, 17:49 WIB
Tidak hanya warga, Supian juga mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat untuk lebih bersemangat menjaga kebersihan lingkungan dengan pengolahan sampah berbasis maggot.

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Untuk mengatasi masalah sampah, warga Kota Depok diajak gencarkan budi daya maggot.
Wali Kota Depok, Supian Suri mengatakan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Depok melalui pendekatan berbasis lingkungan.
Tidak hanya warga, Supian juga mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat untuk lebih bersemangat menjaga kebersihan lingkungan dengan pengolahan sampah berbasis maggot.
Baca juga: Atasi Sampah, Depok Miliki 3 Sentra UPS Pengolah Maggot, Mampu Urai 9 Ton Sampah
"Kemarin saya sudah cek langsung ke UPS Merdeka 2. Alhamdulillah, teman-teman dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok sudah siap mendukung program ini. Kita akan maksimalkan penggunaan maggot untuk menyelesaikan persoalan sampah organik," ujar Supian saat memimpin apel pagi bersama jajaran ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Senin (21/04/2025).
Ia juga mengimbau agar setiap kelurahan yang sudah menjalankan program maggot dapat mengoptimalkannya. Ia pun turut mendorong agar ASN Kota Depok menjadi contoh dalam pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.
"Untuk memperkuat program ini, Pemkot Depok akan membentuk tiga sentral produksi maggot. Saat ini, sentral pertama sudah berjalan di wilayah Sukmajaya," terang Supian.
Baca juga: Anggota DPRD Depok Dorong Insentif Bebas PBB untuk Rumah Kader dan Pengelola Bank Sampah
Wilayah kedua akan dibangun di Kecamatan Tapos dan mencakup wilayah timur seperti Cimanggis. Sementara untuk wilayah barat akan ditempatkan di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan.
"Nanti teman-teman yang belum bisa menetaskan maggot bisa mengambil bibit dari sentral. Setelah besar, bisa dikembalikan untuk produksi lanjutan. Ini upaya kita untuk memanfaatkan potensi sampah organik, yang jumlahnya mencapai 50 persen dari total sampah di Depok," jelas Supian.
Lanjut Supian, pada 23 April 2025, pihakhya akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Indocement dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca juga: Akhirnya TPS di Pinggir Jalan Raya Bogor Disulap Jadi Taman
MoU ini terkait pengiriman Refuse-Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif dari sampah ke pabrik Indocement.
"Selama ini kita menunggu pengolahan di Lulut Nambo yang belum maksimal. Dengan MoU ini, kita bisa langsung kirim RDF ke Indocement. Semoga kita bisa memproduksi sesuai kebutuhan mereka," ungkapnya.
Ia juga mengingatkan, kebijakan nasional kini tidak lagi mengizinkan penggunaan tempat pembuangan akhir (TPA) dengan metode konvensional. Oleh karena itu, Depok harus segera beralih ke metode pengolahan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Sampah 1.365 Ton Perhari, Ketua Komisi B DPRD Depok Tegaskan Larangan Sampah Masuk dari Luar
"Sudah tidak ada ruang lagi untuk memperluas TPA Cipayung. Kita harus cepat bergerak dengan strategi-strategi baru. ASN harus jadi contoh, baik dalam pengolahan sampah organik maupun dalam mendukung bank sampah dan pengelolaan residu,. Dengan langkah-langkah ini kita berharap bisa menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan," pungkas Supian. (***)