Gaya Hidup Pacu Industri Kopi Nasional Berinovasi

3 hours ago 2

Industri kopi di tanah air diharapkan melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan generasi baru penikmat kopi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan gaya hidup di kota-kota besar seperti Jakarta mulai dari kebiasaan dan budaya minum kopi telah membuat industri kopi di tanah air melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan generasi baru penikmat kopi. 

Studi Innova Market Insight 2025 bekerja sama dengan perusahaan kemasan makanan dan minuman Tetra Pak terhadap 1.500 penikmat kopi di Indonesia menunjukkan rasa yang enak masih menempati alasan tertinggi (64 persen) mengonsumsi kopi siap minum (ready to drink/ RTD).

"Sedangkan alasan lain mengonsumsi kopi RTD adalah untuk relaksasi (62 persen) dan sensasi bahagia (50 persen)," kata Marketing Director for Malaysia, Singapore, Philippines and Indonesia Tetra Pak, John Jose di Jakarta, Senin (21//4/2025).

Temuan ini, kata Jose, dapat membantu produsen kopi yang sudah mapan untuk mengidentifikasi peluang sekaligus membantu pemain baru. Menurut Jose, gaya hidup sehat (42 persen) menjadi pertimbangan mengonsumsi kopi RTD dan responden percaya di dalamnya mengandung bahan alami.

Pertimbangan berikutnya terkait dengan keberlanjutan, yakni kemasan yang dipakai ramah lingkungan dan bisa didaur ulang. Berikutnya, kopi RTD lebih praktis sesuai dengan gaya hidup di kota besar seperti Jakarta yang masyarakatnya sangat sibuk.

Sebanyak 60 persen Generasi Z (12-27 tahun) lebih menyukai kopi dengan cita rasa yang intens (tinggi) dibandingkan dengan ringan. "Pertimbangan terakhir ini menjadi peluang bagi produsen kopi untuk menghadirkan minuman yang menekankan kepada citra rasa dan kekayaan produk," katanya.

Studi juga memperlihatkan 41 persen konsumen di Indonesia mengonsumsi kopi RTD dan sebanyak 22 persen di antaranya mengonsumsi setiap hari bahkan lebih dari satu. Sedangkan untuk waktu kebanyakan antara sore (43 persen) hingga malam hari (35 persen).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor kopi Indonesia selama Januari-September 2024 mencapai 342,22 ribu ton, dengan nilai 1,49 miliar dolar AS (setara Rp2 5,1 triliun).

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |