Bahlil Tantang DPR Buktikan Kapan Lifting Minyak Terakhir Capai Target APBN

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan capaian lifting minyak nasional saat ini menjadi salah satu indikator keberhasilan kinerja sektor migas di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/11/2025), ia menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, volume lifting minyak telah mencapai target yang ditetapkan dalam APBN.

Menurut Bahlil, kondisi tersebut menjadi pembeda dari tahun-tahun sebelumnya ketika realisasi lifting selalu berada di bawah target. Ia menekankan capaian ini diraih melalui kerja bersama antara Kementerian ESDM, DPR, dan seluruh pemangku kepentingan di sektor hulu migas.

“Tunjukkan kepada saya tahun berapa terakhir yang lifting kita mencapai target APBN. Tunjukkan. Saya tidak mau bicara omon-omon, saya mau bicara fakta saja,” ujar tokoh yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini, dikutip Rabu (12/11/2025).

Ia menerangkan, pada 2024 target lifting dalam APBN ditetapkan sebesar 605 ribu barel per hari, sedangkan realisasinya hanya sekitar 580 ribu barel per hari. Kini, berdasarkan data terkini, volume lifting nasional telah menyentuh angka 605 hingga 606 ribu barel per hari.

Bahlil menilai kenaikan tersebut memang belum signifikan, namun sudah menunjukkan perbaikan kinerja yang nyata. Ia menjelaskan, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas produksi dan meningkatkan efisiensi di lapangan migas agar tidak lagi bergantung pada impor.

Menteri ESDM lantas menyinggung tiga langkah strategis untuk memperkuat produksi nasional. Pertama, optimalisasi sumur-sumur tua melalui teknologi injeksi. Kedua, percepatan produksi dari proyek-proyek yang sudah berstatus plan of development (POD) namun belum beroperasi. Ketiga, penegakan sanksi bagi kontraktor yang tidak menunjukkan progres signifikan.

Bahlil memastikan pendekatan tegas tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo agar setiap proyek energi memberikan hasil konkret bagi rakyat. Ia juga memastikan pemerintah telah mengirimkan surat teguran pertama kepada perusahaan yang menunda proyek eksplorasi.

Selain fokus pada lifting, Kementerian ESDM juga tengah menyiapkan langkah menuju kemandirian energi melalui pengembangan biodiesel dan etanol. Program biodiesel yang sebelumnya dimulai dengan B10 kini telah mencapai B40 dan tengah diuji untuk menuju B50.

Upaya itu, menurut Bahlil, bukan hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga mengurangi impor solar. Pada saat yang sama, berpotensi membuka lapangan kerja di sektor pertanian dan industri berbasis biomassa.

Read Entire Article
Politics | | | |