Bank Sentral Dunia Pangkas Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Justru Pertahankan

7 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH — Bank Sentral Swiss dan Norwegia menjadi dua bank sentral terbaru di Eropa yang melonggarkan kebijakan moneter pada Kamis (20/6/2025), dengan alasan prospek inflasi yang melemah—kontras dengan peringatan Federal Reserve (The Fed) tentang potensi kenaikan harga di Amerika Serikat.

Sementara itu, Bank of England mempertahankan suku bunga acuan sesuai ekspektasi, sembari memberikan sinyal bahwa arah kebijakan akan tetap dalam "jalur penurunan bertahap". Pernyataan tersebut juga mencerminkan kewaspadaan terhadap "peningkatan ketidakpastian" dalam situasi global saat ini.

Ketidakpastian global semakin meningkat akibat ancaman Presiden AS Donald Trump terkait kenaikan tarif perdagangan dan konflik yang terus memanas antara Israel dan Iran. Kondisi ini memaksa bank sentral utama dunia menavigasi kebijakan mereka di tengah gejolak yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya dalam perekonomian global.

Dalam konferensi pers usai pertemuan dua hari The Fed yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa tarif impor baru yang dikenakan terhadap mitra dagang AS berpotensi meningkatkan harga bagi konsumen domestik.

Trump dikabarkan akan mengumumkan keputusan dalam beberapa hari ke depan apakah akan menaikkan tarif dasar 10 persen saat ini menjadi lebih dari dua kali lipat pada beberapa produk. Langkah tersebut dikhawatirkan dapat melemahkan perekonomian global dan menekan tekanan inflasi di berbagai negara.

"Tekanan inflasi telah menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," ujar Bank Nasional Swiss saat memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi nol persen. Bank tersebut juga tidak menutup kemungkinan kembalinya suku bunga negatif jika diperlukan.

Dalam langkah mengejutkan, Bank Sentral Norwegia—yang selama ini dikenal sebagai salah satu bank sentral paling agresif—juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Gubernur Bank Sentral Norwegia, Ida Wolden Bache, menyatakan pemangkasan dilakukan karena inflasi diproyeksikan lebih rendah dari sebelumnya.

"Inflasi telah menurun sejak pertemuan kebijakan moneter Maret, dan proyeksi inflasi untuk tahun mendatang lebih rendah dari yang diperkirakan," ujar Bache, merujuk pada data inflasi Norwegia yang turun menjadi 2,8 persen pada Mei.

Pernyataan tersebut mencerminkan kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral Swedia, yang sehari sebelumnya memangkas suku bunga dari 2,25 persen menjadi 2,00 persen. Dengan tekanan harga yang kian lemah, otoritas moneter Swedia mengindikasikan potensi pelonggaran lebih lanjut sebelum akhir tahun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, pada 6 Juni, Bank Sentral Eropa (ECB) juga memangkas suku bunga utamanya untuk kedelapan kalinya dalam satu tahun terakhir. ECB mengisyaratkan jeda pelonggaran pada bulan mendatang setelah inflasi Eropa kembali stabil di target 2 persen, setelah tiga tahun melampaui batas tersebut.

sumber : REUTERS

Read Entire Article
Politics | | | |