BPBD Kalsel Kaji Pencabutan Status Darurat Karhutla

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) mempertimbangkan mencabut status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring masuknya musim hujan 2025/2026.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kalsel Gusti Yanuar Noor Rifai dikonfirmasi di Banjarmasin, Sabtu (20/9/2025) mengatakan, pihaknya akan menggelar rapat internal dengan menyesuaikan data terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Kami akan melaporkan kepada pimpinan apakah status darurat karhutla bisa dinyatakan berakhir pada 30 September nanti. Data-data ini juga akan kami sampaikan kepada Bapak Gubernur untuk tindak lanjut," ujar Gusti.

Sesuai paparan BMKG, ia menyampaikan puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada November 2025, meski tanda-tandanya mulai terlihat sejak September ini.

Selain persoalan karhutla, kata dia, BPBD Kalsel juga diminta menyiapkan langkah antisipasi dampak musim hujan, termasuk adaptasi di sektor pertanian dan infrastruktur.

"BMKG menyampaikan perlunya kesiapan mendukung musim tanam padi maupun palawija, sekaligus memastikan infrastruktur siap bila terjadi potensi banjir," tutur Gusti.

Gusti berharap curah hujan tahun ini tidak menimbulkan genangan besar seperti tahun sebelumnya di wilayah Kalimantan Selatan. Ia menambahkan, berdasarkan tren, curah hujan pada 2025 diprediksi relatif lebih rendah dibanding 2022.

"Mudah-mudahan kondisi ini membuat potensi banjir bisa diminimalisir di daerah kita," ucap Gusti.

Pemprov Kalsel menetapkan status siaga darurat karhutla sejak Juli 2025, kemudian ditingkatkan menjadi status darurat pada Agustus 2025 menyusul peningkatan titik panas (hotspot) di sejumlah kabupaten/kota.

Penetapan status darurat tersebut dimaksudkan mempercepat penanganan serta memudahkan koordinasi lintas instansi dalam mengerahkan personel, peralatan, dan logistik.

Sepanjang Agustus hingga awal September, BPBD Kalsel bersama TNI, Polri, Manggala Agni, relawan, serta masyarakat berjibaku memadamkan titik api di lahan gambut yang rawan terbakar. Wilayah dengan kasus karhutla cukup tinggi di Provinsi Kalsel meliputi Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tapin, Kota Banjarbaru, dan Hulu Sungai Selatan (HSS).

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |