Ben & Jerry's Terus Melawan Unilever, Sebut Israel Lakukan Genosida

1 day ago 4

Ben Cohen dan Jerry Greenfield, salah satu pendiri es krim Ben & Jerry's, menghadiri protes di Washington, pada 8 November 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Dewan independen Ben & Jerry's mengatakan tindakan militer Israel di Gaza adalah genosida. Ini meningkatkan perseteruan sengit antara pembuat es krim tersebut dan perusahaan induknya yang sudah lama berbasis di London, Unilever.

“Ben & Jerry’s percaya pada hak asasi manusia dan mendukung perdamaian, dan kami bergabung dengan mereka di seluruh dunia yang mengecam genosida di Gaza,” kata dewan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dilihat oleh Reuters. “Kami mendukung semua orang yang bersuara melawan genosida di Gaza – mulai dari penandatangan petisi, demonstrasi di jalanan, hingga mereka yang berisiko ditangkap.”

Unilever dan Ben & Jerry's telah berselisih setidaknya sejak tahun 2021 ketika pembuat es krim Chubby Hubby mengatakan akan berhenti menjual di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ben & Jerry's menggugat pemiliknya tahun lalu atas dugaan upayanya untuk membungkam perusahaan tersebut di Gaza dan mengkritik Presiden AS Donald Trump. Pernyataannya mengenai Gaza tidak biasa bagi merek besar AS.

Seorang juru bicara Unilever mengatakan bahwa komentar tersebut mencerminkan pandangan dewan misi sosial independen Ben & Jerry's, dan tidak mewakili orang lain selain diri mereka sendiri.

“Kami menyerukan perdamaian di kawasan ini dan memberikan bantuan bagi semua orang yang terkena dampaknya,” kata juru bicara tersebut. Unilever meminta hakim AS untuk menolak gugatan Ben & Jerry’s. Perusahaan juga sedang dalam proses memisahkan bisnis es krimnya, termasuk Ben & Jerry's yang berbasis di Vermont, menjadi perusahaan independen pada musim panas ini.

Ben & Jerry's mengatakan perjanjian mergernya pada tahun 2000 dengan Unilever memberikan "tanggung jawab utama" kepada dewan independennya untuk menjalankan misi sosial perusahaan. Inti perselisihan antara Ben & Jerry’s dan Unilever adalah seberapa besar kelonggaran yang dimiliki dewan direksi.

Reuters melaporkan, Unilever juga telah setuju untuk menjamin masa kerja pekerja es krim di Eropa dan Inggris setidaknya selama tiga tahun setelah pemisahan bisnis tersebut, menurut sebuah memo. Ini tiga kali lipat periode yang biasa dalam kesepakatan tersebut.

Berdasarkan undang-undang Uni Eropa dan Inggris, kontrak karyawan dan perjanjian kolektif dapat dinegosiasi ulang satu tahun setelah penjualan atau kesepakatan spin-off.

Keputusan tersebut akan mengikat perusahaan es krim baru tersebut ke dalam kontrak berdurasi tiga tahun yang akan berdampak pada cara perusahaan tersebut memperlakukan dan membayar karyawan di Eropa, terlepas dari ketidakpastian atau perubahan lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.

Penangkapan...

sumber : Reuters

Read Entire Article
Politics | | | |