Geely Auto telah menyelesaikan uji coba produksi EX5 pertamanya di pabriknya di Puwakarta, Indonesia, menandai tonggak sejarah dalam strategi internasionalisasi EV-nya.
REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Ketua dan pendiri salah satu raksasa produsen mobil China Geely, Li Shufu, mengatakan industri otomotif global menghadapi "kelebihan kapasitas yang serius". Karena itu, Geely telah memutuskan untuk tidak membangun pabrik manufaktur baru atau memperluas produksi di fasilitas yang ada.
Li menyampaikan komentar tersebut di sebuah forum otomotif di pusat kota Chongqing, Sabtu (7/6/2025). Geely Holding memiliki beberapa merek otomotif termasuk Geely Auto, Zeekr, dan Volvo.
Bagaimana dengan nasib Geely di Indonesia, apakah produsen mobil China juga tidak akan membangun pabrik? Dalam penjelasan kepada Republika secara terulis, Rabu (11/6/2025), Geely Auto menegaskan komitmen untuk menghadirkan produk-produk berkualitas dan memiliki nilai tambah bagi konsumen di Indonesia. ‘Kami ingin menegaskan bahwa Indonesia adalah pasar penting dan rencana perakitan produk di Indonesia tetap berjalan sesuai jadwal,” ujar siaran pers tersebut.
Fasilitas manufaktur kemitraan Geely Auto Indonesia dan PT Handal Indonesia Motor (HIM) telah berjalan sesuai rencana awal. Komitmen ini ditunjukkan dengan memulai tahap local production trial di Purwakarta pada 19 Mei 2025 yang lalu sebagai langkah awal menuju produksi lokal.
Selain itu, Geely Auto Indonesia juga terus memperluas layanan purna jual yang handal dan jaringan diler secara bertahap, untuk mendukung pengalaman pelanggan secara menyeluruh.
Sementara, komentar bos Geely global pekan lalu muncul saat industri otomotif China, yang terbesar di dunia, telah terkunci dalam perang harga brutal yang memaksa banyak pemain untuk mencari pasar di luar negeri dan telah mendorong regulator China untuk menyerukan penghentian.
Produsen mobil China yang telah membangun pabrik di luar negeri termasuk BYD, Chery Auto, dan Great Wall Motor.