REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) optimistis dapat menjalankan instruksi Presiden RI Prabowo Subianto untuk membangun Kereta Cepat dari Jakarta ke ke Banyuwangi, Jawa Timur. Padahal, pemerintah semula hanya membuat rute Jakarta-Surabaya.
"Tidak ada masalah dengan pengoperasian kereta cepat ini karena tingkat okupansinya juga naik terus. Presiden juga mengindikasi bahwa kita harus ekspansi ke Surabaya, bahkan ke Banyuwangi, ya kita akan jalankan, kita akan laksanakan," kata Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin di Beijing, China, Rabu (12/11/2025).
Presiden Prabowo sebelumnya menyampaikan, keinginannya untuk memperpanjang rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga ke ujung timur Pulau Jawa, yakni Banyuwangi. Prabowo menyebut, pembangunan infrastruktur transportasi modern seperti Whoosh tidak boleh berhenti di tengah jalan.
Pasalnya, manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kehadiran kereta cepat, jauh lebih besar dibanding beban finansial yang kini menuai tanggapan beragam publik. "KCIC kan sudah jelas terang-benderang, KCIC itu tidak ada kesalahan, secara 'pride' bangsa kita naik. Tidak banyak di dunia ini yang mempunyai teknologi kereta cepat, Indonesia salah satu ini," ucap Bobby.
Menurut Bobby, negara-negara di Eropa Timur maupun Amerika Serikat (AS) belum memiliki moda transportasi kereta cepat seperti yang dimiliki Indonesia. "Alhamdulillah kita punya Kereta Cepat. Nah kemudian bagaimana yang selalu disampaikan oleh Pak Dony dan teman-teman di Danantara bahwa secara operasi perusahaannya untung sehingga kita begitu cukup yakin dan percaya diri juga untuk mengoperasikannya," ujar Bobby.
Sebelumnya, sorotan atas beban utang proyek Kereta Cepat Whoosh membuat Presiden Prabowo siap memikul penuh tanggung jawab atas keberlangsungan proyek tersebut. Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menyampaikan, proses negosiasi restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh masih terus berlangsung.
Dony menjelaskan, tim negosiasi yang terdiri dari unsur pemerintah serta Danantara akan segera berangkat ke China untuk melanjutkan pembahasan dengan pemerintah China serta perusahaan mitra dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dony menuturkan, utang yang tengah direstrukturisasi merupakan pinjaman pembangunan proyek akibat keterbatasan modal awal.
Restrukturisasi mencakup beberapa aspek utama jangka waktu pinjaman, tingkat suku bunga, serta mata uang pinjaman. Secara operasional KCIC telah menunjukkan kinerja positif dengan jumlah penumpang mencapai 20-30 ribu orang per hari. Peningkatan kualitas layanan juga terus diupayakan seiring dengan bertumbuhnya minat masyarakat terhadap moda transportasi cepat tersebut.

2 hours ago
4









































