Dua Tim Mundur, Dua Tim Krisis Keuangan, Liga Malaysia di Ambang Kehancuran

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disaat Indonesia terus berbenah memperbaiki liganya, kompetisi sepak bola di negeri tetangga yakni Liga Malaysia (M-League) terancam di ambang kehancuran. Penyebabnya adalah masalah keuangan.

Perak FC menyatakan mundur. Pemilik klub XOX Berhad, salah satu operator telekomunikasi di Malaysia, tak sanggup mendanai tim untuk musim depan.

Sri Pahang FC juga dilaporkan akan mengambil langkah serupa. Sementara masalah keuangan kronis juga melanda Kelantan Darul Naim FC (KDN FC) dan Kedah Darul Aman FC (KDA FC).

Sepekan lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Hannah Yeoh telah meminta otoritas sepak bola Malaysia untuk merombak ekosistem di liga lokal mereka. Hannah ingin fokus khusus pada penyelesaian masalah gaji pemain yang belum dibayar.

Legenda sepak bola Malaysia, Datuk Jamal Nasir Ismail mengatakan, masalah yang melibatkan empat klub dengan basis penggemar terbesar, yakni Kelantan, Kedah, Pahang, dan Perak, sangat mengkhawatirkan. Baginya pribadi, kebijakan privatisasi M League terbukti gagal ketika keempat klub yang sejatinya mengusung citra negaranya masing-masing tidak lagi mampu beroperasi secara profesional.

Jamal menegaskan, sudah membicarakan hal ini selama lima hingga enam tahun terakhir. Bahkan ia sudah mengingatkan sebelum Covid-19 muncul.

"Tapi siapa saya, warga biasa yang tidak secerdas orang-orang di industri ini. Lihat apa yang terjadi sekarang. Ketika Sri Pahang FC dan Perak FC mengakui bahwa mereka tidak dapat bertahan lagi, ini sebenarnya pertanda runtuhnya liga kita," kata Jamal dikutip dari laman Metro Malaysia, Selasa (29/4/2025).

Ia juga menyoroti Kelantan dan Kedah yang mengalami masalah dan mungkin tidak dapat bermain di M League karena tunggakan gaji yang tinggi. Pemain asing Kelantan sudah lama angkat bicara soal gajinya yang belum dibayarkan.

"Fenomena serius ini perlu segera ditangani. Saya berharap semua pihak, terutama MFL (Liga Sepak Bola Malaysia), klub, profesor, atau pakar, duduk bersama untuk membahas dan menyelesaikan masalah ini. Jika tidak, sepak bola kita akan terus dirundung masalah dan akhirnya akan berdampak besar pada prestasi timnas," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Perak FC Datuk Seri Azim Zabidi mengakui bahwa skuad The Bos Gaurus tidak akan lagi berkompetisi di M-League musim depan. Mereka tidak punya pilihan selain mundur karena kekurangan uang dan hampir bangkrut.

Hal senada juga diungkapkan pemilik Sri Pahang, Tengku Abdul Rahman Sultan Ahmad Shah yang mengaku akan mengundurkan diri dan tak lagi bersama skuad Tok Gajah. Masalah keuangan kronis yang melibatkan KDA FC dan KDN FC juga kemungkinan akan menjadi batu sandungan bagi kedua klub untuk menerima Lisensi Nasional pada musim depan, sehingga mengikuti jejak Sarawak United, Melaka United, dan Kelantan FC yang sebelumnya terkubur setelah tidak memperoleh lisensi.

Batas waktu Lisensi Nasional adalah Rabu (30/4/2025) ini. Ini akan menjadi hari terakhir penilaian bagi KDA FC, KDN FC serta Perak FC dan Sri Pahang FC. 

Read Entire Article
Politics | | | |