Duta Peduli Sejarah: Aksi Nyata Jaga Identitas Nasional

6 hours ago 4

Image Nadya Sri

Eduaksi | 2025-05-09 13:05:56

(Sumber: https://www.instagram.com/p/C_uUhMRzj6o/img_index=1&igsh=MXR2eWFhdm04b2dsMA==)

Setiap proses yang dilalui selalu ada sejarah yang menyertai, termasuk sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Sejarah bukan hanya sekadar kumpulan peristiwa masa lalu, melainkan fondasi yang membentuk identitas, karakter, dan arah perjalanan bangsa kedepannya. Melalui sejarah, kita mampu memahami arti penting sebuah perjuangan, menghargai keberagaman, serta mengenali kekayaan budaya yang telah membentuk jati diri bangsa.

Hal tersebut merupakan asset berharga yang perlu kita jaga agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman. Menjaga sejarah bukan hanya tugas para sejarawan, tetapi juga merupakan kewajiban kita bersama, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa. Seiring berkembangnya zaman, terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mempertahankan identitas nasional.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah semakin memudarnya rasa kepedulian generasi muda terhadap sejarah bangsa mereka sendiri. Saat ini, banyak orang yang lebih mengenal budaya asing daripada budaya lokal bangsanya sendiri. Hal tersebut bisa dilihat dari anak muda sekarang yang lebih cepat mengikuti gaya hidup budaya barat sementara budaya sendiri seringkali mereka anggap ketinggalan zaman.

Di media sosial pun lebih ramai dengan topik budaya asing, sedangkan budaya lokal kita jarang mendapatkan sorotan. Bahkan, tidak sedikit remaja yang lebih hafal nama-nama tokoh fiksi luar negeri ketimbang pahlawan nasional atau peristiwa penting dalam Sejarah bangsa indonesia. Selain itu, banyak juga generasi muda menganggap jika sejarah itu pelajaran yang sangat membosankan dan hanya sekadar pelajaran hafalan semata tanpa makna aktual dalam kehidupan mereka. Jika generasi muda tak lagi peduli pada sejarahnya, lalu siapa yang akan menjaga identitas nasional di masa depan?

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah inovasi dan gerakan yang dapat mendorong generasi muda untuk menumbuhkan kembali kecintaannya terhadap sejarah, agar identitas nasional tetap kokoh di tengah derasnya arus globalisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meluncurkan program “Duta Peduli Sejarah", yaitu gerakan edukatif yang melibatkan pelajar, mahasiswa dan para pemuda dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mengenalkan kembali sejarah bangsa Indonesia secara konseptual dan menarik.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat hadir sosok individu yang peduli terhadap sejarah melalui "Duta Peduli Sejarah", di mana mereka yang terpilih menjadi duta bukan sekadar simbol, melainkan agen perubahan inspiratif yang aktif menyuarakan dan menyebarluaskan semangat cinta sejarah melalui berbagai cara yang kreatif. Generasi muda saat ini memiliki potensi besar sebagai agen literasi sejarah karena mereka akrab dengan teknologi, cepat beradaptasi, dan mampu menjangkau khalayak luas melalui media sosial seperti membuat kampanye digital, video pendek, konten kreatif, hingga membentuk komunitas sejarah di lingkungan sekolah dan kampus.

Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti membuat podcast bertema sejarah, platform edukasi daring, hingga pameran virtual menjadi alat yang efektif untuk membuat sejarah terasa hidup dan dekat dengan generasi muda. Namun, keberhasilan gerakan ini juga sangat bergantung pada sikap keterbukaan generasi muda untuk terus mau belajar, berdiskusi, dan mengeksplorasi sejarah bangsanya tanpa merasa bosan.

Disinilah pentingnya berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti sekolah, pemerintah, Lembaga budaya, dan keluarga untuk menciptakan ruang tumbuhnya kepedulian anak muda terhadap Sejarah. Gagasan mengenai pembentukan Duta Peduli Sejarah bukan sekadar wacana kosong, melainkan telah terealisasi dalam bentuk nyata sejak tahun 2023. Inisiatif ini membuktikan bahwa upaya pelestarian sejarah bangsa dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan peran aktif generasi muda.

Salah satu bukti nyata dari eksistensinya adalah unggahan highlight “Pemilihan Duta’23” di akun Instagram resmi @dutapedulisejarah.id, yang menunjukkan proses recruitment terbuka dan seleksi ketat dari berbagai kalangan anak pemuda di seluruh Indonesia. Para Duta Peduli Sejarah dipilih dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pemuda inspiratif yang memiliki kepedulian mendalam terhadap sejarah dan warisan budaya bangsa. Mereka tidak hanya dipilih berdasarkan latar belakang akademis, tetapi juga dinilai dari rekam jejak kontribusi mereka dalam kegiatan sosial, edukatif, dan pelestarian budaya di lingkungan masing-masing.

Proses seleksi ini mencerminkan semangat inklusif dan merata, karena tidak hanya berpusat di tingkat nasional, tetapi juga membentuk jaringan perwakilan di setiap provinsi di Indonesia. Keberadaan Duta Peduli Sejarah di tingkat daerah membuka peluang besar untuk mendekatkan sejarah kepada masyarakat lokal, terutama generasi muda. Para Duta Peduli Sejarah ini menjadi penggerak dalam memperkenalkan nilai-nilai sejarah melalui berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi publik, lomba kreatif, serta kunjungan ke situs-situs bersejarah.

Dengan pendekatan yang komunikatif dan kreatif, mereka mampu menjembatani kesenjangan antara generasi muda dengan nilai-nilai sejarah bangsa yang selama ini cenderung dianggap membosankan. Lebih dari sekadar simbol, Duta Peduli Sejarah merupakan bentuk aksi nyata dalam menjaga identitas nasional. Mereka menjadi “garda terdepan” dalam merawat ingatan kolektif bangsa dan memastikan nilai-nilai sejarah tetap hidup dalam tindakan sehari-hari. Mari kita bergandengan tangan menjaga warisan sejarah bangsa bersama para Duta Peduli Sejarah, demi masa depan Indonesia yang lebih tangguh, berkarakter dan berakar pada sejarah bangsanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |