Ekuador Diguncang Gempa 6,3 Skala Richter

10 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mengatakan, pesisir Ekuador diguncang gempa 6,3 skala Richter. Gempa ini melukai 20 orang, merusak bangunan di Kota Esmeraldas, dan menutup sementara beberapa infrastruktur minyak.

EMSC mengatakan gempa bumi terjadi pada kedalaman 23 km. Sementara otoritas Ekuador mengesampingkan kemungkinan tsunami.

Pemerintah Ekuador mengatakan, selain melukai 20 orang gempa ini berdampak pada sekitar 135 keluarga. Beberapa bangunan publik dan rumah pribadi rusak, serta beberapa daerah juga mengalami pemadaman listrik.

Di media sosial X, Presiden Daniel Noboa mengatakan, pemerintah akan bekerja untuk mendirikan tempat penampungan sementara, mengirimkan peralatan bantuan kemanusiaan dan "membantu semua yang dibutuhkan rakyat."

Pada Rabu (23/4/2025) lalu Istanbul, Turki juga diguncang gempa berkekuatan 6,2 skala Richter. Gempa mendorong ribuan orang mengungsi ke masjid-masjid, sekolah-sekolah dan tempat penampungan sementara lainnya.

Pemerintah Turki mengatakan, gempa berisiko merusak 1,5 juta bangunan. Gempa itu mengguncang rumah-rumah dan memicu kenangan pahit gempa besar dua tahun yang lalu dan memicu masyarakat cemas dengan lemahnya kesiagaan gempa di kota itu.

Penangkapan Walikota Ekrem Imamoglu mendorong unjuk rasa besar di Istanbul. Protes rutin masih digelar dua kali sepekan, demonstrasi-demonstrasi dadakan juga kerap digelar.

Gempa terbesar di Istanbul selama beberapa tahun, kota itu terletak di atas garis patahan yang melintasi Laut Marmara. Data tahun 2023 menunjukkan, sekitar 5 juta dari 16 juta warga kota metropolitan itu tinggal di rumah berisiko.

Pemerintah pusat mengatakan, sangat penting mempersiapkan Istanbul untuk menghadapi gempa yang lebih besar. Tapi partai oposisi yang menguasai pemerintahan kota, frustasi dengan apa yang mereka sebut tidak adanya tindakan dari pemerintah pusat.

Dikutip dari Arch Daily, pemerintah Turki sedang melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan Istanbul menghadapi bencana berskala besar. Seperti proyek transformasi perkotaan, penguatan struktur dengan risiko kerusakan tinggi, dan restorasi bangunan warisan budaya.

Namun, kekhawatiran yang berkembang tetap ada, terutama mengingat perkiraan jarak gempa bumi besar berikutnya dan jangka waktu yang lebih lama yang diperlukan untuk membuat seluruh kota menjadi lebih tahan gempa.

Read Entire Article
Politics | | | |