Hari Ini Rupiah Ditutup Perkasa di Level Rp 16.400-an

6 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada perdagangan Selasa (20/5/2025). Penguatan terjadi seiring dengan dinamika ekonomi global dan geopolitik.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 20,50 poin atau 0,12 persen menuju level Rp 16.413 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (20/5/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di Rp 16.438 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan ada sejumlah sentimen, baik eksternal maupun internal yang menyebabkan volatilitas Mata Uang Garuda pada hari ini. Sentimen eksternalnya, mulai dari kondisi konflik Iran-Amerika Serikat (AS), hingga pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Rakyat Tiongkok.

“Pembahasan mengenai program nuklir Iran akan ‘tidak menghasilkan apa-apa’ jika Washington bersikeras agar Teheran memangkas aktivitas pengayaan uranium sepenuhnya, media pemerintah mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Majid Takhtravanchi pada hari Senin,” ujar Ibrahim.

Pernyataan tersebut muncul setelah utusan khusus AS Steve Witkoff menegaskan kembali pada Ahad bahwa Washington akan mengharuskan setiap kesepakatan baru untuk menyertakan pakta sebagai langkah menahan diri dari pengayaan, pendahulu pengembangan bom nuklir.

“Pasar juga fokus pada pengesahan RUU pemotongan pajak yang luas, yang dapat diputuskan oleh DPR minggu ini. Kritikus RUU tersebut berpendapat bahwa RUU tersebut dapat semakin meningkatkan defisit fiskal, yang menghadirkan risiko yang lebih besar bagi ekonomi terbesar di dunia,” terangnya.

Adapun, di asia, Bank Rakyat Tiongkok dikabarkan memangkas suku bunga acuan pinjaman utama –seperti yang diproyeksikan-, sehingga suku bunga semakin mendekati rekor terendah. Pemangkasan tersebut mengisyaratkan bahwa Beijing terbuka untuk memberikan lebih banyak stimulus moneter guna mendukung perekonomian.

Namun, Ibrahim menyebut, kenaikan di pasar China dibatasi oleh peringatan dari Beijing bahwa pembatasan ketat AS terhadap ekspor cip ke China mengancam akan merusak kemajuan dalam deeskalasi perdagangan antara kedua negara.

Sentimen Internal

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa ekonom memperingatkan pemerintah untuk tetap waspada terhadap risiko utang yang saat ini berada di kisaran 40 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), sekalipun masih jauh dari ambang batas 60 persen.

Sedangkan rasio utang pemerintah per akhir Maret 2025 senilai Rp 9.057,96 triliun (di luar pinjaman dalam negeri). Menggunakan asumsi PDB 2024 yang sejumlah Rp 22.139 triliun, artinya rasio utang pemerintah telah mencapai 40,91 persen.

“Level utang saat ini masih di bawah ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, tetapi bukan berarti dapat tenang begitu saja. Namun tren kenaikannya tetap perlu diwaspadai, terutama dalam konteks pembiayaan dan stabilitas jangka menengah,” ujar Ibrahim.

Ia menuturkan, dalam kondisi seperti itu, pemerintah perlu mengambil langkah yang lebih hati-hati dan strategis. Yakni pertama, pembiayaan harus mulai lebih diarahkan pada sumber domestik dengan memperluas basis investor lokal, termasuk mendorong lebih banyak penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel.

Kedua, belanja negara mesti difokuskan pada program-program dengan multiplier effect tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak. “Pemerintah juga tentu bisa memprioritaskan belanja termasuk di dalamnya program belanja flagship seperti MBG (makan bergizi gratis),” jelasnya.

Ketiga, strategi lindung nilai (hedging) atas utang valas juga harus diperkuat, agar volatilitas rupiah tidak serta-merta memperbesar beban APBN. Terakhir, tidak kalah penting adalah memperkuat reformasi perpajakan. Masalahnya, selama rasio pajak Indonesia masih rendah, maka kebutuhan pembiayaan akan selalu besar dan ketergantungan terhadap utang sulit dikurangi.

Berdasarkan sentimen-sentimen yang terjadi, Ibrahim memprediksi rupiah masih akan melanjutkan penguatan pada perdagangan selanjutnya, Rabu (21/5/2025).

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah flutuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.350—Rp 16.420 per dolar AS,” tutup Ibrahim.

Read Entire Article
Politics | | | |